HeadlineLensa MancaLensa Terkini

Putin Berkuasa Lagi sampai 2030, Sementara Unggul 87.3%

Presiden Vladimir Putin dipastikan berkuasa lagi sampai enam tahun ke depan setelah 50% hasil penghitungan suara menunjukkan Putin mendapat 87.3% suara. Hal ini dilaporkan oleh komisi pemilihan pusat Rusia yang disingkat denan CEC (Central Election Commission).

Itu berarti Putin akan memegang tampuk kekuasaan tertinggi sampai tahun 2030 mendatang, sampai usia 77 tahun. Ini membuatnya menjadi pemimpin terlama Rusia setelah diktator Joseph Stalin yang berkuasa saat negara itu masih bernama Uni Soviet.

Beberapa pihak menuduh hasil pemilihan itu tidak sah. Banyak yang menuduh Putin menang karena beberapa kandidat oposisi yang potensial tidak bisa ikut bersaing dalam pemilihan presiden tersebut.

Sebelumnya, pemilihan presiden di Rusia dilakukan empat tahun sekali. Peraturan itu dirubah pada 2008 di mana masa jabatan presiden diperpanjang sampai enam tahun. Berikutnya dirubah juga dengan menghapus batasan jabatan presiden. Ini memungkinkan Putin bisa terpilih lagi dan berkuasa sampai 2036.

Minggu malam, Putin berkata pemilihan ini sudah mengkonsolidasi persatuan nasional. Ada banyak pekerjaan menunggu, misalnya menghadapi kelanjutan konfrontasi dengan Barat.

“Tak peduli seberapa kuat orang-orang berusaha menakut-nakuti kita, siapa saja yang berusaha menekan kita, keinginan kita. Tidak ada yang bisa melakukan hal itu dalam sejarah. Dan itu tidak akan terjadi sekarang. Dan itu tidak akan terjadi nanti. Tidak akan pernah,” katanya.

Pemilihan presiden diadakan sebulan setelah tewasnya Alexey Navalny di penjara. Putin untuk pertama kalinya buka suara tentang kematian tokoh oposisi itu. Beberapa hari sebelum kematiannya, ia diberitahu tentang permintaan tukar tahanan dengan negara-negara Barat. Ia menyetujuinya asal Navalny tidak kembali. Dan ternyata Navalny meninggal di dalam tahanan.

Pilpres Rusia Juga Diadakan di Ukraina

Pemilihan presiden Rusia juga dilakukan di empat wilayah di Ukraina. Ukraina menyebut pemilihan itu melanggar undang-undang internasional dan akan dianggap ‘batal demi hukum’.

Setelah pengumuman hasil penghitungan awal hari Minggu lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Putin sebagai ‘diktator’ dan pemilihan umum Rusia ini adalah kebohongan.

Perang Rusia-Ukraina sudah membuat beberapa perubahan bagi Rusia. Barat menempatkan Rusia sebagai negara yang tersingkir dari komunitas internasional. Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan atas kejahatannya terhadap Ukraina.

Namun, Rusia juga mendapat dukungan dari Tiongkok, Korea Utara dan Iran. Hubugan mereka semakin menguat.

Sanksi yang diberikan negara-negara Barat tidak membuat Rusia jatuh terpuruk. Meski banyak sumber daya tersedot untuk keperluan militer. Inflasi meroket, harga-harga kebutuhan dasar melejit dan banyak tenaga kerja muda meninggalkan Rusia.

Sebuah survei yang dilakukan lembaga non pemerintah, Levada Center, melaporkan hampir separuh warga Rusia mendukung perang di Ukraina dan lebih dari ¾ mendukung.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Sumber: Christian Edwards, Putin extends one man-rule in Russia after stage-managed election devoid of credible opposition, diakses 18/3/2024 dari cnn.com

Baca : https://lensa44.com/dua-tahun-perang-rusia-ukraina/

Share