HeadlineLensa Manca

PM Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Ratusan Tahun kepada Negara Asia

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, kembali menyatakan permintaan maafnya secara resmi kepada beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia, atas penjajahan dan perbudakan yang dilakukan oleh pendahulunya di masa silam.

Dalam sebuah pernyataan resminya, Mark mengatakan bahwa perbudakan adalah tindakan yang tidak bisa diabaikan.

“Kami, yang hidup di sini dan sekarang, hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan dalam istilah yang paling jelas sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Mark, dikutip pada Selasa (20/12).

Mark pun menjelaskan, di Asia tercatat sekitar 660.000 hingga 1 juta orang diperjualbelikan di wilayah yang dimana VOC kala itu berkuasa.

Sementara di belahan dunia lain, masih dalam catatan sejarah di negaranya, hingga tahun 1814 ada setidaknya 600.000 warga Afrika yang dikirim ke Benua Amerika dalam kondisi yang menyedihkan.

Mereka, kata Mark, dikirim ke negara-negara layaknya binatang dan diperbudak oleh majikannya.

“Kebanyakan ke Suriname, tetapi juga ke Curaçao, Sint Eustatius dan tempat lainnya. Mereka diambil dari keluarganya, direndahkan, diangkut seperti ternak dan dirawat. Seringkali di bawah otoritas pemerintah Perusahaan India Barat,” terangnya.

Lebih lanjut, Mark bahkan mengatakan, kejahatan kemanusiaan di masa lalu yang dilakukan oleh pendahulunya itu kini menghantui para generasinya yang merasa memikul beban moral penderitaan.

“Memang benar bahwa tidak seorang pun yang hidup hari ini menanggung kesalahan pribadi atas perbudakan… namun, negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan luar biasa yang telah dilakukan terhadap mereka yang diperbudak dan keturunan mereka,” tegasnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *