Lensa JogjaLensa Wisata

Pertunjukan Wayang Wahyu: Warga Nasrani Bantul Sambut Natal

Sepekan lagi umat nasrani di seluruh dunia bakal merayakan kelahiran Yesus Kristus atau yang dikenal hari raya Natal. Termasuk juga di Bantul, Yogyakarta, kota budaya yang kaya dengan seni dan tradisi. Umat nasrani mengekspresikan hari besar itu dengan cara yang unik yakni dengan pertunjukan wayang wahyu.

Jadi, bukan hanya sekadar menghias pohon Natal, tradisi Natal menjadi sarana untuk menunjukkan akulturasi budaya dan toleransi antar umat beragama.

“Kebetulan di tempat kami ini masyarakatnya sebagian umat kristiani dan juga di sini dijadikan gereja luar biasa sekali. Dengan itu, kami terketuk hatinya jika wayang wahyu ini tidak hanya ada di gereja saja. Tapi juga di luar gereja,” kata Indra Suroinggeno, pelestari Wayang Wahyu.

“Kami melestarikan wayang wahyu ini bersama masyarakat untuk generasi masa depan agar tetap mengenal budaya dan juga mencintai Yesus dengan kebudayaan,” lanjutnya.

Layaknya sebuah pementasan wayang kulit, pertunjukan wayang wahyu ini juga menggunakan wayang. Hanya saja wayang dimainkan bukan tokoh Ramayana atau Mahabarata, melainkan mengangkat cerita-cerita dari alkitab.

Tradisi ini, hingga kini masih kental dilestarikan oleh warga nasrani di Pedukuhan Kanutan, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

Dua orang anak berperan sebagai dalang yang secara bergantian memainkan wayang dan membacakan cerita. Pengiringnya pun juga mayoritas anak-anak.

Sebuah tradisi yang menjadi salah satu keunggulan di Museum Sekartaji ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk mendidik generasi muda mencintai budaya dan berjiwa religius.

“Karena itu sudah budaya yang sudah tertanam di diri, jadi saya merasa bertanggung jawab untuk melestarikannya,” ungkap Katharina Oriza Laurinda Resma, dalang wayang wahyu.

“Kita juga makin tahu budaya wayang dan kita bisa juga bisa untuk memainkan wayang dengan lebih baik,” lanjutnya.

Menarik Perhatian Mahasiswa Asing

Pagelaran seni yang kental akan nilai-nilai religius dan budaya ini, juga tak jarang menarik minat mahasiswa asing maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan mempelajari secara langsung tentang wayang wahyu.

“Saya tahu ini pentas tentang Natal. Pentas Katholik tentang lahirnya Kristus. Saya kira pentas wayang ini menarik karena warisan budaya bisa diadaptasi sesuai dengan even pada bulan ini,” kata Patricia Engel, peneliti Universitas Austria.

Dalam setiap pementasan wayang wahyu, cerita-cerita alkitab yang sering dipentaskan kebanyakan mengangkat kisah kelahiran Yesus hingga kisah perjuangan para rasul.

Wayang wahyu juga menunjukkan akulturasi budaya dan toleransi keberagaman di Yogyakarta. Dengan menggabungkan unsur-unsur budaya Jawa, seperti gamelan, sinden, atau bahasa Jawa dengan unsur-unsur budaya nasrani, seperti lagu-lagu rohani, doa, atau simbol-simbol agama.

Kesenian ini juga bisa dinikmati oleh semua kalangan. Baik umat nasrani maupun umum sebagai bentuk penghargaan terhadap seni dan tradisi lokal.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca Juga : Rekayasa Lalu Lintas Dishub DIY Sambut Libur Nataru 2024

Share