Penjelasan Jepang Soal Potensi Tsunami dari Erupsi Semeru
Bersamaan dengan terjadinya erupsi Gunung Semeru pada Minggu (4/12) kemarin, Badan Meteorologi Jepang pun disebut turut waspada, dengan memantau adanya potensi Tsunami yang kemungkinan akan melanda dua wilayah di Okinawa.
“Sekitar pukul 11.18 waktu lokal, letusan besar terjadi di Gunung Api Semeru. Jika Tsumani terjadi akibat erupsi ini, wakrtu kejadiannya dalam waktu dekat,” demikian keterangan Badan Meteorologi Jepang, dikutip pada Senin (5/11).
Namun, setelah pemantauan lebih lanjut melalui satelit Himawari-9, Badan Meteorologi Jepang kemudian mengeluarkan keterangan terbarunya, yang menyatakan bahwa tidak ada potensi Tsunami dalam kejadian di Lumajang, Jawa Timur itu.
Dalam penjelasannya, dikemukakan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam tinggi air pasang yang dipantau sepanjang wilayah perairan Jepang. Selain itu, juga tidak ada perubahan tekanan atmosferik yang teramati pasca kejadian itu.
Hal tersebut, kemudian juga dipertegas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang memberikan keterangan bahwa erupsi Gunung Semeru ini tak berpotensi Tsunami.
“Kabar yang beredar bahwa erupsi Gunung Semeru dapat menyebabkan Tsunami adalah tidak benar!” kata PVMBG.
Melalui situs resminya, PVMBG menjelaskan bahwa APG Gunung Semeru berjalan ke bagian barat daya, barat dan selatan Gunung Api Semeru. Selain itu, APG, guguran lava dan lahar berpotensi meluas ke wilayah sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Selain itu, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, melalui cuitan di akun twitter pribadinya juga menyebut bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan pasca kejadian ini. Sementara warga setempat sudah mengungsi dan selama terus mengikuti informasi dari pihak-pihak terkait.
“Tidak ada apa-apa yang patut dikhawatirkan,” katanya. (AKM/L44)
