Lensa Terkini

Mengenal Tambang Andesit dan Calon Bendungan Bener, Duduk Perkara Konflik Desa Wadas

Keributan yang terjadi di Desa Wadas sejak Senin lalu, sampai saat ini masih terus digaungkan oleh masyarakat. Bermula dari pengepungan, kekerasan hingga penangkapan puluhan warga oleh aparat, mewarnai proses pengukuran Desa Wadas yang rencananya akan dibangun pertambangan batu andesit.

Baca juga: Puluhan Warga Ditangkap, Begini Kronologi Pengepungan Desa Wadas

Lalu apa itu batu andesit dan seperti apa gambaran Bendungan Bener, yang menjadi duduk perkara dalam hal ini?

Batu Andesit adalah batuan vulkanik yang biasanya berada di daerah pegunungan Andes. Di Indonesia, selain di Wadas Jawa Tengah, diketahui juga tersimpan di Gunung Krakatau, Lampung. Di dalam batu Andesit, terkadung muatan silica dalam jumlah sedang, berwarna abu-abu kehitaman, beserta butir halus yang disebut porfiritik.

Diketahui, kandungan Andesit sama dengan batuan jenis Diorite. Ia memiliki beberapa kandungan mineral seperti, plagioklas feldspar, kuarsa, horenblendem, dan biotit, serta mineral ferromagnesian gelap yakni piroksen.

Beragam kandungan yang ada di dalam Andesit, menjadikannya mampu digunakan untuk berbagai kepentingan, khususnya menjadi bagian dari konstruksi pembangunan, seperti fondasi bangunan, agregat beton, ubin lantai, dan ubin dinding.

Untuk itulah, Andesit yang diketahui berada di tanah Wadas, bermaksud diambil untuk nantinya dipakai dalam pembangunan Bendungan Bener.

Melansir dari berbagai sumber, Bendungan Bener yang akan dibangun itu, disebut-sebut akan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia, dengan ketinggian 159 meter, panjang timbunan 543 meter, dan lebar bawah kurang lebih 290 meter.

Dikalkulasikan, Bendungan Bener ini akan dapat mengairi lahan pertanian seluas 15.069 hektar dan mengurangi debit banjit sebesar 210 m3/detik, serta dapat menampung kapasitas air mencapai 100,94 juta meter3.

Tak hanya itu, bangunan penampung air ini juga akan berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikisar akan dapat menyalurkan energi listrik sebesar 6 megawatt. Selain itu, juga bisa dimanfaatkan oleh warga untuk keperluan rumah tangga, kota dan industri, yakni sebesar 1.500 liter/detik ke 10 kecamatan di Kabupaten Purworejo, 3 kecamatan di Kabupaten Kebumen, dan 2 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo. (AKM/L44).

Baca juga: 63 Orang Ditangkap, Ini Daftar Sementara Warga yang Sudah Teridentifikasi

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *