Lensa KesehatanLensa Lifestyle

Mengapa Hedonisme Tidak Membawa Kebahagiaan

Hedonisme adalah gaya hidup yang tujuan utamanya adalah mencari kesenangan sebanyak-banyaknya dan menghindari kesedihan.

Kaum hedonis beranggapan hidup itu cuma sebentar dan bisa berhenti kapan saja, jadi kenapa tidak dinikmati, kenapa tidak bertualang mencari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Untuk apa membuat diri sendiri menderita dan kerja keras? Hidup itu seperti berlibur yang lama. Kalau memang sedang berlibur, mengapa tidak bersenang-senang sebanyak mungkin?

Bersenang-senang dekat dengan gaya hidup hura-hura, berpesta, gaya hidup yang serba mahal. Kaum hedonis bersedia melakukan apa saja untuk mendapatkan kesenangan.

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa sebab mengapa seseorang menjadi hedonis, yaitu:

  • Faktor pribadi

Pada dasarnya sifat alami manusia adalah mencari kesenangan. Rasa tidak puas dan tidak bisa mengontrol diri bisa menyebabkan seseorang menjadi seorang hedonis.

  • Faktor keluarga

Jika seseorang dibesarkan dalam keluarga yang hedonis, ia juga cenderung akan menjadi seorang hedonis.

  • Faktor lingkungan

Lingkungan pergaulan bisa membentuk seseorang menjadi hedonis jika ia tidak memiliki kontrol yang baik.

Sekarang dengan paparan informasi yang membanjir, pengaruh media sosial dan kemudahan seseorang untuk mendapatkan uang dengan mengabaikan resikonya, gelombang hedonisme semakin besar. Padahal dampak hedonisme sangat fatal bagi kehidupan seseorang, kelangsungan dalam berkeluarga bahkan hingga ke kesehatan jiwa.

Berikut dampak buruk hedonisme bagi kehidupan seseorang:

  • Keuangan yang tidak sehat

Pola belanja yang hanya berdasarkan keinginan dan tanpa pertimbangan kebutuhan dan prioritas membuat pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

  • Tidak ada perencanaan keuangan

Dengan hanya mementingkan kesenangan sesaat, seorang yang hedonis tidak akan memikirkan masa depan. Tidak ada investasi bahkan sekedar menyisihkan uang sebagai dana darurat.

  • Mendorong hutang dan depresi

Perilaku hedonis yang cenderung impulsif akan menjebak seseorang dalam hutang. Pemakaian kartu kredit yang tidak terkontrol atau terjebak tawaran-tawaran belanja kredit dengan bunga tinggi dan bahkan pinjaman online ilegal. Pada akhirnya bisa terlilit hutang dan depresi.

Bagi siapa saja yang mempelajari psikologi positif, hal itu tidaklah mengejutkan. Hanya mengejar kesenangan sesaat tidak menjamin kebaikan. Tanpa adanya perencanaan dan kontrol keuangan akan berakibat menyakiti orang-orang terdekat.

Dalam jangka panjang, mencari kebahagiaan melalui gaya hidup hedonis akan membawa ke kehidupan yang hampa. Sebaliknya, hidup yang sederhana, memperhatikan dan mengutamakan kepentingan dan kebaikan orang lain di atas kepentingan sendiri (altruisme) dan pengembangan diri akan membuat hidup menjadi penuh arti seperti kebun yang senantiasa diolah sehingga subur dan hasilnya melimpah.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Sumber: Steve Taylor, Ph.D., Ehy Hedonism Doesn’t Lead to happiness, diakses 03 Oktober 2023 dari https://www.psychologytoday.com>out-the-darkness; OCBC NISP, Hedonisme: Ciri, Penyebab, Dampak dan cara mengatasinya, diakses 03 Oktober 2023 dari https://www.ocbcnisp.com>article

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *