Lensa Kesehatan

Makanan Pemicu Autoimun

Penting untuk diingat bahwa rekomendasi diet untuk mencegah atau mengelola penyakit autoimun dapat bervariasi berdasarkan jenis penyakit autoimun dan respons tubuh masing-masing individu. Namun, ada beberapa prinsip diet yang umumnya dianggap membantu dalam mengelola risiko atau gejala penyakit autoimun. Berikut beberapa makanan yang harus dihindari:

Makanan Proinflamasi: Makanan yang dapat memicu peradangan, seperti makanan olahan, gula tambahan, makanan tinggi lemak jenuh, dan makanan cepat saji.

Gluten: Beberapa penyakit autoimun, seperti celiac disease, memiliki kaitan dengan gluten. Jadi, jika Anda memiliki risiko autoimun atau sensitivitas gluten, pertimbangkan untuk menghindari gluten.

Susu Sapi: Susu sapi dan produk susu dapat memicu reaksi autoimun pada beberapa individu. Alternatif susu nabati seperti susu almond, kedelai, atau kacang dapat menjadi pilihan.

Makanan Alergen: Makanan yang sering menyebabkan alergi, seperti kacang-kacangan, telur, ikan, dan kerang, mungkin perlu dihindari jika Anda memiliki gejala autoimun atau alergi makanan.

Diet Antiinflamasi: Diet kaya antioksidan, seperti buah-buahan, sayuran, ikan berlemak, dan biji-bijian utuh dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Diet Rendah Gula: Mengurangi asupan gula tambahan dapat membantu mengontrol peradangan dan mengelola gejala autoimun.

Terakhir yang tidak kalah penting adalah selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk merancang diet yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan Anda.

Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan diet yang berbeda. Sangat penting untuk berbicara dengan dokter atau ahli gizi yang memahami kondisi autoimun Anda untuk merancang rencana diet yang sesuai. Jangan lupa untuk tetap mengikuti saran medis dan mengelola penyakit autoimun Anda dengan baik.

Penulis: Mela Anjelia Putri

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *