Lensa Manca

Lama Berperang, Yordania dan Suriah Akur Lagi

Abdullah, Raja Yordania diketahui telah menerima telepon dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal ini disampaikan oleh Kerajaan Yordania dan memungkinkan Yordania dan Suriah akan akur lagi, Selasa (5/10).

Melansir dari Reuters bahwa komunikasi ini dinilai oleh para pejabat sebagai komunikasi pertama yang terjadi setelah konflik di Suriah satu dekade lalu.

Komunikasi ini merupakan langkah terbaru untuk memperbaiki hubungan antar pemimpin kedua negara yang saling berlawanan dalam perang Suriah. Setelah Yordania mendukung pemberontak Suriah dan menjadi saluran pasokan senjata Barat dan Arab yang berusaha menjatuhkan Assad.

“Mereka membahas hubungan antara kedua negara bersaudara dan cara-cara meningkatkan kerja sama,” dalam pernyataan Istana Yordania.

Di samping itu, Suriah sendiri dilanda perang sejak dimulainya protes pada Presiden Assad di 2011. Namun, perang ini meningkat menjadi perang skala penuh antara pemerintah Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, dan kelompok pemberontak anti-pemerintah yang didukung oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Turki.

Meski demikian, Yordania juga mempercepat langkah guna menormalkan hubungannya dengan Suriah beberapa bulan terakhir. Yordania sempat menerima Menteri Pertahanan Suriah dalam kunjungan langka yang membahas keamanan lintas batas.

Perang ini disebabkan oleh tiga alasan konflik. Pertama, operasi militer terhadap Kurdi Suriah oleh pasukan Turki. Kedua, kekerasan antara pemerintah Suriah dan pasukan oposisi. Terakhir, upaya koalisi untuk mengalahkan ISIS.

Sedangkan perkiraan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 400.000 orang tewas di Suriah sejak awal perang. Pada Januari 2019, lebih dari 5,6 juta penduduk telah meninggalkan negara itu. (AK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *