Lensa Manca

Korea Utara Krisis Pangan, Kim Jong Un Gelar Rapat Besar Pertanian

Kim Jong Un pemimpin Korea Utara mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk membahas masalah krisis pangan yang dialami oleh negara konservatif tersebut. Pasalnya, kondisi pangannya kini menunjukkan penurunan bahkan hingga terdapat laporan warga tewas akibat kelaparan.

Digelar pada Senin (27/2) lalu, pertemuan tersebut disebut akan berjalan selama beberapa hari. Selain itu, dilakukan pula rapat pleno untuk mengupayakan titik balik dalam pembangunan pertanian. Bersama Komite Pusat Partai Buruh, mereka mengagendakan perlunya menaikkan perubahan dalam sektor pertanian, salah satunya adalah meningkatkan produksi biji-bijian.

Melihat itu, salah satu pakar Korea Selatan menanggapinya dengan menyebut bahwa Korea Utara telah kekurangan sekitar 1 juta ton biji-bijian, atau sekitar 20% dari kebutuhan tahunan dalam negeri.

Menurutnya, pertemuan yang digagas oleh Kim Jong Un tersebut akan menjadi pengakuan yang sesungguhnya bahwa adanya kelangkaan pangan di Korea Utara.

Januari lalu, dalam program 38 North berbasis di AS memantau Korea Utara, disebutkan bahwa ketersediaan pangan kemungkinan telah turun di bawah batas minimum kebutuhan manusia.

Kelangkaan pangan dan kesulitan ekonomi terus terjadi di Korea Utara, sejak ratusan ribu orang Korut tewas akibat kelaparan pada tahun 1990-an silam.

Korea Utara disinyalir membutuhkan sekitar 5,5 juta ton biji-bijian untuk memberi makan warganya. Namun, produksi nasional Korut diperkirakan hanya 4,4 juta ton biji-bijian. Negara ini membutuhkan 1 juta ton lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya.

Pakar ekonomi senior Institut GS&J Korea Selatan, Kwon Tae-jin, mengomentari upaya otoritas Korea Utara memperketat kontrol dan membatasi aktivitas pasar, yang menurutnya akan memperburuk situasi.

“Saya percaya tahun ini Korea Utara menghadapi krisis pangan terburuk sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan,” kata dia.

Muncul sejumlah kasus yang melaporkan bahwa adanya warga Korea Utara yang mati kelaparan, tetapi hal tersebut belum terkonfirmasi sepenuhnya. Kendati demikian, pengamat sepakat bahwa tidak ada indikasi kematian masal akibat kelaparan di Korea Utara. (DSR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *