Lensa Jogja

Kisah Inspiratif, Juru Tambal Ban Bayar Kurban Dengan Uang Receh

Berbekal niat yang tulus serta tekad yang kuat, ibadah kurban bisa dilakukan oleh siapa saja. Dalyanto ini contohnya.

Meski hanya berprofesi sebagai juru tambal ban, warga Manggisan, Baturetno, Banguntapan, Bantul ini tidak pernah sekalipun melewatkan Hari Raya Idul Adha tanpa ikut berkurban.

Dari uang jasa yang dihasilkan, ia sisihkan setidaknya antara 5 ribu hingga 7 ribu rupiah setiap harinya dalam bentuk pecahan logam 5 ratusan rupiah serta lembaran 2 ribu rupiah, sementara sisanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga.

Toples warna biru bekas tempat roti inilah yang selalu ia tempatkan di pojok bengkel untuk menampung pecahan uang kecil yang nantinya dikumpulkan guna membayar kurban.

Bagi Dalyanto, berkurban bukanlah pengalaman pertamanya. Selama 9 tahun terakhir Dalyanto yang juga santri aktif di pondok pesantren Roudlotul Fatihah Pleret ini selalu ikut berkurban satu ekor kerbau dengan uang receh yang ia kumpulkan setiap tahunnya.

Selain juru tambal ban Dalyanto juga melayani jasa pengisian angin roda kendaraan bermotor serta pengisian bahan bakar bensin eceran.

Meski hasilnya tak seberapa namun Dalyanto tetap tekun melakoni profesi yang sudah ia geluti sejak 10 tahun lalu itu.

Bengkel yang ia tempati terbilang cukup sederhana, hanya memiliki luas satu kali dua setengah meter dengan tiang bambu dan beratap terpal sebagai peneduh dan hanya menumpang di lahan luar pagar sekolah, meski begitu bengkel tambal ban miliknya ini tak pernah sepi dari konsumen. (JKP/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *