HeadlineLensa JogjaLensa Terkini

Serukan Kebangkitan Demokrasi Ribuan Mahasiswa Gelar Aksi di ISI Yogyakarta

Massa yang tergabung dalam wadah aliansi jaga demokrasi menggelar aksi di kompleks kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta untuk menyuarakan keresahan mereka akan kondisi demokrasi Indonesia yang mulai tercemari dengan bahaya oligarki.

Muhammad Suhud selaku Ketua Aliansi Jaga Demokrasi menyampaikan pihaknya menyerukan kepada seluruh peserta aksi untuk mengawal dan menyadarkan masyarakat menjaga demokrasi, agar pemilu ke depan dapat berjalan secara demokratis dan tidak terganggu apalagi dikebiri dengan kepentingan oligarki.

“Kita juga tetap mengawal tentang isu-isu pemilu saat ini agar berjalan dengan demokrasi. Karena demokrasi ini harus tidak ada yang mengganggu ataupun ditunggangi dengan kepentingan-kepentingan oligarki atau kepentingan-kepentingan kekeluargaan (dan) sebagainya,” kata Suhud.

Sedikitnya ada 3000 massa, baik masyarakat umum, budayawan, dan mahasiswa dari 35 perguruan tinggi di Yogyakarta yang ikut dalam aksi damai ini. Beberapa peserta juga nampak menutupi mukanya dengan gambar mantan ketua MK Anwar Usman dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang disilang merah.

Hal itu sebagai bentuk protes mahasiswa, salah satunya karena putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilai menjadi akar permasalahan kemunduran demokrasi saat ini. MK yang semestinya sebagai wasit penjaga konstitusi diharapkan bisa netral dan mengambil jarak dengan kepentingan politik di proses pemilu yang tengah bergulir, bukan justru menjadi juru legalisir agenda politik penguasa.

Nur Rohman salah satu peserta aksi menyampaikan keresahannya, salah satunya yaitu dengan adanya hak demokrasi yang semakin mengikis. Di mana hal itu terbukti dari indeks demokrasi itu semakin menurun. Dengan adanya penegakan hukum yang lemah dan adanya intervensi kekuasaan terhadap kekuasaan kehakiman, kebebasan ekspresi soal hak berpendapat di media sosial maupun aksi-aksi lain.

“”Bahkan hari ini pun kita mengadakan mimbar demokrasi ini yang tidak ada ada embel-embel partai, ataupun embel embel politik saja ini sudah mulai diintervensi,” ungkap Nur Rohman.

“Sehingga harapan kami sebagai mahasiswa, kampus sebagai dunia pendidikan harus menjadi garda terdepan untuk menciptakan nilai-nilai demokrasi. Sehingga kekuasaan hari ini tidak sewenang-sewenang terhadap masyarakat maupun membuat kebijakan yang tidak menyejahterakan masyarakat,” lanjutnya.

Mimbar demokrasi ini tidak hanya menyoroti soal putusan MK yang mengebiri keadilan hingga hukum di Indonesia, tetapi juga menyerukan soal kebebasan berekspresi hingga aktivis-aktivis yang dikriminalisasi, serta kasus pelanggaran HAM yang hingga saat ini tak kunjung tuntas.

Di sela-sela aksi damai ini juga turut diisi dengan pertunjukan drama teatrikal, orasi-orasi mahasiswa, dan tokoh-tokoh akrivis, hingga seniman serta digelar doa kebangsaan dan pembubuhan tanda tangan menolak politik dinasti.

Aksi ini bakal terus digelar di seluruh DIY bahkan nasional untuk menjaga marwah demokrasi agar tidak tercemari dengan kepentingan elit politik yang sudah mulai mengabaikan etika moral.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Share