HeadlineLensa JogjaLensa MancaLensa Terkini

Kesaksian WNI di Jalur Gaza Soal Konflik Israel-Palestina 2023: Setiap Menit Ada Bom

Konflik antara Israel dengan Palestina kembali memanas. Perang yang besar pun pecah di dua negara itu. Hal ini berawal serangan yang dilakukan oleh pasukan Palestina yang dilancarkan pada Sabtu (7/10) lalu.

Abdillah Onim, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah 12 tahun bermukim di Jalur Gaza itu menjelaskan situasi terkini di tempat itu. Ia mengungkapkan konflik Israel-Palestina tahun 2023 ini merupakan yang terpanas dan yang terparah yang pernah ia rasakan sejak tahun 2008 lalu.

Hal ini diperparah dengan rencana pemerintah Israel yang menutup semua akses air dan listrik sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat Gaza. Terlebih, 70 persen dari masyarakat Gaza tidak bekerja dan sangat bergantung pada bantuan internasional.

“Memang di Gaza saat ini kondisinya sangat kritis dan bisa dibilang sangat mencekam. Karena saya pribadi sudah 12 tahun di Gaza, dan ini merupakan kondisi yang saya rasakan pertama kali di mana ada perang yang sangat luar biasa besar yang dilakukan oleh Palestina,” ungkap Onim, dikutip Rabu (11/10).

Hal itu diungkapkan dalam Webinar International Relation (IR) UII in Conversation yang bertajuk “Konflik Israel-Palestina 2023: Sebuah Tinjauan Komprehensif Mengenai Situasi Terkini”, pada Selasa (10/10), melalui media telekonferensi Zoom dengan jumlah peserta 300 orang.

“Beberapa saat lalu sebelum saya menyalakan kameran zoom ini terdengar dua dentuman bom lagi yang memang hampir setiap menit ada bom dari kedua belah pihak,” tuturnya.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional (Prodi HI), Universitas Islam Indonesia (UII) itu, pria yang akrab disapa Bang Onim ini juga menjelaskan kronologi serangan pada (7/10) lalu.

“Perlu sampaikan bahwa pada tanggal 7 Oktober 2023, sejarah mencatat bahwa pertama kali pejuang Palestina di Gaza melakukan serangan secara besar-besaran di pusat kota jantung Israel dan juga berhasil menguasai pangkalan militer terbesar Israel yang berada di Sideriot di wilayah Gaza bagian timur. Ini pertama kali dalam sejarah umat Islam dalam sejarah Timur Tengah,” jelasnya.

Selain itu, Bang Onim menyampaikan bahwa pihaknya telah merencanakan evakuasi 10 WNI yang saat ini bermukim di Jalur Gaza dengan pihak-pihak terkait, seperti Menlu Republik Indonesia, Direktur Perlindungan WNI, KBRI Kairo dan Jusuf Kalla sebagai Ketua Palang Merah Indonesia.

Sesuai dengan rencana tersebut, Bang Onim beserta keluarga dan 10 WNI di Jalur Gaza akan melakukan evakuasi melalui Pintu Lintas Batas Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dengan kota Rafah di Mesir. Setelah evakuasi berhasil, Bang Onim menyatakan bahwa rombongan WNI dari Jalur Gaza akan bermukim di Mesir selama satu bulan atau hingga situasi di Jalur Gaza membaik.

Meskipun begitu, Bang Onim mengatakan bahwa rencana evakuasi ini sulit untuk dilaksanakan karena gempuran bom dari Israel begitu intens dan tidak memungkinkan mobil evakuasi untuk dapat menjangkau WNI yang saat ini bermukim di Jalur Gaza.

Hingga saat ini, Bang Onim beserta dengan komunitas WNI di Jalur Gaza tetap menjaga komunikasi intens dengan misi diplomatik Indonesia yang terdekat dengan Gaza, yakni KBRI Kairo.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *