Lensa JogjaLensa Wisata

Kereta-Kereta Keraton Yogyakarta, Salah Satu Pusaka Kerajaan

Keraton Yogyakarta telah berdiri sejak ratusan tahun lalu, tepatnya pada tahun 1755. Mengingat pada tahun-tahun itu, alat transportasi yang ada adalah kereta berkuda, tak heran jika Keraton Yogyakarta memiliki banyak koleksi kereta yang ditarik kuda. Saat ini kereta-kereta milik Keraton yang menjadi salah satu pusaka kerajaan itu disimpan di Museum Wahanarata di Jl. Rotowijayan, Yogyakarta.

Kereta-kereta itu digunakan untuk fasilitas sehari-hari keluarga Kerajaan hingga tahun 1930. Setelah itu, karena sudah ada kendaraan modern, kereta-kereta hanya digunakan pada saat upacara-upacara tertentu saja. Seperti pernikahan, penobatan dan upacara kematian.

Ada total 23 kereta yang disimpan di dalam meseum kereta keraton Yogyakarta. Delapan belas di antaranya masih digunakan untuk upacara kebesaran keraton. Berikut ini beberapa kereta koleksi keraton yang memiliki sejarah panjang.

Kanjeng Nyai Jimat

Kereta pusaka ini dibuat di Belanda antara tahun 1740-1750. Kereta ini merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal VOC Jacob Mussel (1750-1761) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono I, setelah perjanjian Giyanti tahun 1755. Bergaya Renaissance, di Eropa kereta semacam ini digunakan oleh kaum bangsawan kelas tertinggi atau para raja. Kanjeng Nyai Jimat digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792) hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III (1812-1814).

Kereta Mandra Juwala

Kereta buatan Inggris tahun 1814 ini ditarik dua ekor kuda. Pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro saat menjadi wali Sri Sultan Hamengku Buwono IV berunding dengan Inggris.

Kiai Garuda Yeksa

Dibuat pada tahun 1862 di Amsterdam, Belanda. Kereta kencana ini dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877) dan merupakan hadiah dari Ratu Wilhemina.  Kereta ditarik delapan ekor kuda. Di pintu kereta terdapat logo kerajaan Belanda bersanding dengan logo Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Hingga saat ini kereta masih dipergunakan tapi khusus untuk prosesi penobatan saja. Kereta ini dibuat oleh pabrik dan ada kereta dengan model yang sama yang dipakai Kerajaan Belanda dengan nama Gouden Koets (kereta emas).

Kereta Premili

Adalah satu-satunya kereta yang tidak dikhususkan untuk keluarga inti Sultan. Kereta ini pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII digunakan khusus untuk mengangkut penari-penari Kasultanan Yogyakarta. Kereta yang ditarik empat hingga enam kuda ini dibuat di Semarang pada tahun 1921.

Kuthaka Raharja

Dibuat di Berlin tahun 1927, kereta yang ditarik dua ekor kuda ini digunakan oleh putra mahkota Raden Mas Dorodjatun sebelum diangkat menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Kereta Pralaya

Dibuat pada tahun 1938 di Rotowijayan, Yogyakarta pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Kereta ini berfungsi sebagai kereta jenazah sultan atau putra-putrinya. Apabila membawa jenazah sultan kereta akan ditarik delapan kuda. Jika sedang membawa jenazah putra atau putri sultan, kereta ditarik empat ekor kuda.

Itu beberapa kereta koleksi Keraton Yogyakarta yang masih terawat dengan baik. Ada banyak jenis kereta lain dengan masing-masing karakteristik dan kegunaannya tersimpan di dalam museum yang berlokasi tidak jauh dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Penulis: Ara dari berbagai sumber

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca : https://lensa44.com/warungboto-taman-air-keraton/

Share