Lensa Jogja

Kerajinan Serat Alam  Kulon Progo Tembus Pasar Eropa

Eceng gondok, daun pandan, pelepah pisang, serat agel hingga daun palem sebelumnya hanya dibuang karena dianggap tak bisa dimanfaatkan. Namun, di tangan Nurul Afitka Pramesti, bahan-bahan tersebut kini disulap menjadi barang estetik yang memiliki nilai jual tinggi.

Serat alam ini diolahnya hingga menjadi berbagai barang kerajinan unik, seperti lampion, hiasan dinding, kap lampu, meja kursi, karpet hingga teralis rumah. Selain bahan baku, pewarna dan pengawet untuk produk kerajinan ini juga menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan.

Dengan tampilannya yang menawan, barang kerajinan buatan warga Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta ini pun tak hanya dilirik warga lokal saja. Bahkan, sejumlah negara di kawasan Asia, Afrika hingga Eropa dan Amerika juga kepincut (terpikat) memborong produk serat alam ini.

Untuk dapat memenuhi pesanan yang terus meningkat, sedikitnya 500 warga setempat diberdayakan untuk membuat berbagai barang kerajinan ini.

Selain serat alam, rumah industri Murakabi Craft ini juga mengolah plastik daur ulang menjadi barang kerajinan. Mereka bisa memproduksi 10 ribu hingga 20 ribu produk per bulannya.

“Ada sekitar 3000 model karena kami berdiri sejak 1999 sampai saat ini. Itu per minggu kita mengeluarkan paling sedikit 2 model baru, entah dari bentuk atau modif yang kita munculkan,” kata Nurul Afitka Pramesti, Presdir Murakabi Craft.

Selain estetik dan ramah lingkungan, produk kerajinan serat alam ini dibandrol cukup terjangkau, yakni mulai Rp5 ribu hingga puluhan juta rupiah, tergantung tingkat kesulitan proses pembuatan, serta bahan baku yang digunakan.

Bukan main, omset per bulan rumah produksi ini kini mencapai 30 hingga 70 jutaan perbulan. (SA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *