Headline

Kemenlu Siapkan Peluang Investasi dan Ekspor Indonesia-Afrika Pasca Pandemi

Untuk meningkatkan peluang bisnis investasi Indonesia-Afrika, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Mahendra Siregar memperkenalkan praktik terbaik bagi pelaku ekspor, dan memperkenalkan peluang dan tantangan ekspor, agar ke depannya lebih bijak dalam berinvestasi di kawasan Afrika.

Dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (28/5), Wamenlu Mahendra menyatakan bahwa, hal ini merupakan pengenalan dan pemetaan lebih mendalam, atas karakteristik serta potensi pasar masing-masing negara.

“Tiap-tiap komoditas sangat diperlukan, untuk menyusun langkah terobosan, untuk memperluas investasi ekspor Indonesia-Afrika,” ujar Mahendra Siregar.

Ia juga menjelaskan berbagai faktor pendukung, dan penghambat yang perlu diperhitungkan dalam menakar risiko berinvestasi, serta berdagang di Afrika, termasuk risiko yang muncul dari kondisi stabilitas dan keamanan, serta dari skema pembayaran yang belum mapan di sejumlah negara Afrika.

“Perluasan perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan perjanjian perdagangan preferensial (PTA) sedikit banyak dapat mengurangi risiko ini. Sinergi yang kokoh di antara segenap pemangku kepentingan diharapkan dapat mengendalikan risiko tersebut,” tambahnya.

Menanggapi penjelasan tersebut, Presiden Direktur Bio Farma, Honesti Basyir, menyampaikan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi Bio Farma adalah, mengidentifikasi mitra lokal yang andal (dapat dipercaya) di tiap-tiap negara Afrika, sehingga dapat melakukan transaksi secara langsung, tanpa melalui pihak ketiga.

Selama ini Bio Farma telah hadir di 49 negara Afrika. Ia berharap, Perwakilan RI membantu mengidentifikasi mitra lokal yang potensial, dan teruji reputasinya untuk memudahkan transaksi pasar, baik untuk produksi maupun distribusi di negara-negara di kawasan Afrika.

Penjelasan terkait hal ini, kata Wamenlu, nantinya akan memiliki tujuan yang bermanfaat untuk perkembangan neraca ekonomi Indonesia. Pasca rilisnya neraca perdagangan Indonesia April 2022 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Indonesia sedang menghadapi defisit US$2,38 Miliar.

Dikutip dari keterangan resminya, BPS menyebut, nilai ekspor Indonesia April 2022 mencapai US$27,32 miliar atau naik 3,11%, dibanding ekspor Maret 2022. Kemudian jika dibanding April 2021, nilai ekspor naik sebesar 47,76%.

Semoga dengan membuka kerjasama ekspor Indonesia-Afrika pasca pandemi, nantinya akan memulihkan perekonomian Indonesia dan berdampak baik ke depannya bagi pelaku usaha Indonesia. (LH/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *