Lensa Jogja

Keluarga Kasultanan Kasepuhan Cirebon Ziarah ke Makam Leluhur di Yogyakarta

Areal pemakaman di tanah Jawa seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta, dipastikan selalu ramai pada hari-hari menjelang bulan Ramadhan. Pasalnya, masyarakat Jawa memiliki tradisi rutin yang terus dilestarikan hingga kini, yakni Nyadran.

Tak hanya warga biasa, tradisi ini bahkan juga dilakukan oleh keluarga Kasultanan Kasepuhan Cirebon.

Rombongan keluarga Kasultanan Kasepuhan Cirebon mendatangi kompleks Makam Sunan Cirebon di Dusun Cengkehan, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, untuk melakukan ritual ziarah kubur menjelang bulan ramadhan, pada Jumat (17/3).

Dengan mengenakan busana kebesaran Kasultanan Kasepuhan Cirebon, rombongan menaiki anak tangga setinggi hampir 300 meter dengan diiringi oleh Prajurit Bregodo Jalu Mas Mbah Joyo Center, menuju puncak Gunung Giriloyo yang merupakan lokasi makam Syeh Abdul Karim atau Sunan Cirebon.

Di antara iring-iringan itu, diarak pula  sebuah kain kelambu berwarna putih, pusaka berupa keris, bunga mawar, serta ubo rampe berisi makanan dan ingkung ayam.

Prosesi Nyadran diawali dengan ritual memanjatkan dzikir tahlil dan doa, tepat di depan pintu Makam Sunan Cirebon yang dibangun tahun 1788 Masehi tesebut.

Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih makam serta prosesi penggantian kelambu penutup makam Sultan Cirebon yang kelima, lalu diakhiri dengan tabur bunga.

Syeh Abdul Karim sendiri merupakan tokoh ulama dari Kasultanan Cirebon, yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa pada masa Kerajaan Mataram.

Pangeran Heri Irnawan, perwakilan dari keluarga Kasultanan Kasepuhan Cirebon, menjelaskan bahwa Nyadaran selain sebagai wujud penghormatan kepada leluhur, juga merupakan upaya melestrikan budaya leluhur, serta bagian dari silaturahmi antara Cirebon dan Yogyakarta demi memelihara hubungan persatuan dan kesatuan antar wilayah.

“Jangan sampai kita ini menghargai orang-orang yang pendatang baru, ga ngerti sejarah, mengiblatnya ke sana, leluhurnya ditinggalin,” kata Heri Irnawan.

Makam Sunan Cirebon di Giriloyo ini juga dikenal oleh khalayak sebagai Panembahan Giriloyo.

Sebagai salah satu keturunannya, momentum upacara nyadran kali ini juga dimanfaatkan oleh Mbah Joyo untuk menggelar aksi bakti sosial dengan menyantuni anak-anak yatim piatu di wilayah setempat. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *