Lensa Lifestyle

Ingin Kebahagiaan Kita Tidak Tergantung Orang Lain? Ini Caranya

Sering sekali kita dengar kata-kata bahagia atau tidak itu tergantung kita. Tergantung bagaimana kita menyikapi hidup. Tapi tidak semudah yang dibayangkan. Kita hidup dengan orang-orang di sekeliling kita yang sering kali memengaruhi perasaan dan suasana hati kita. Lalu bagaimana caranya kalau ingin kebahagiaan kita tidak tergantung orang lain?

Bagaimana caranya agar kita memiliki kontrol penuh menentukan kebahagiaan kita? Maksudnya bahagia atau tidak, kita tidak tergantung pada orang lain. Bisa lho.. caranya dengan meninggalkan enam kebiasaan-kebiasaan ini.

Kurang Menghargai Apa yang Dimiliki

Ini adalah hal pertama yang harus ditinggalkan. Kurang menghargai apa yang dimiliki itu membunuh rasa syukur. Padahal rasa syukur itu kunci kebahagiaan.

Apakah itu hanya sekedar rumah sederhana tempat berteduh, bisa makan tiga kali sehari plus jajan sekali atau membuka jendela di pagi hari dan menemukan seekor burung sedang berkicau di dahan pohon yang tumbuh di halaman mungil kita. Syukurilah apa yang kita miliki.

Percayalah. Di situlah kekuatan kebahagiaan meretas. Dan itu tidak tergantung kepada siapapun. Hanya perlu merubah pola pikir saja.

Membanding-bandingkan

Yang ini kebiasaan negatif yang klasik. Kita semua pernah melakukan itu. Lihat mobil tetangga baru. Teman kerja mendapat promosi lebih cepat. Secara tidak sadar kita akan membandingkan diri kita dengan mereka dan menjadi iri atau frustrasi.

Stop melakukan itu. Tidak ada gunanya. Kita semua memiliki jalan hidup sendiri-sendiri yang unik. Tidak ada untungnya membandingkan dengan orang lain. Kita tidak tahu apa yang mereka lalui hingga sampai ke titik itu.

Kalau mau membanding-bandingkan. Bandingkan dengan diri kita di masa lalu. Fokuskan pada perbaikan diri, mengembangkan keahlian baru dan menjadi orang yang lebih baik.

Media Sosial

Media sosial sudah membuat banyak orang kecanduan. Sering kita tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat IG orang lain, atau di Facebook, atau juga video-video pendek di Youtube. Itu bukan kebiasaan yang sehat untuk membangun hidup yang bahagia.

Ada penelitian yang menemukan banyak aspek negatif dalam pemakaian media sosial yang berlebihan. Dari naiknya risiko depresi dan kecemasan sampai ke rasa kesepian dan turunnya produktivitas.

Malas

Maksudnya di sini adalah malas berolahraga. Bersepeda atau hanya jalan kaki memiliki efek yang luar biasa terhadap kesejahteraan hidup. Olahraga meringankan rasa cemas, memperbaiki suasana hati yang berakibat pada kualitas hidup yang baik. Ini akan memperbaiki rasa percaya diri.

Aktivitas fisik membuat otak mengeluarkan zat kimia rasa-baik seperti endorphin, dopamine dan serotonin yang akan mendorong kesehatan mental.

Hidup di Masa Lalu

Sekali-kali mengenang masa lalu dengan melihat-lihat foto lama tidak ada salahnya. Tapi kalau kita memikirkan masa lalu lebih banyak daripada sekarang ini. Ini harus dihentikan.

Legowo dan Ikhlas

Hari ini, sekarang, itu adalah yang paling penting. Kita tidak bisa merubah masa lalu dan tidak bisa meramalkan masa depan. Fokuslah pada apa yang bisa kita kendalikan.

Khawatir, cemas, stres dan bahkan depresi biasanya adalah keadaan pikiran di luar saat sekarang.

Mungkin saat ini kita merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi. Atau khawatir dengan bagaimana membayar kontrakan bulan depan.

Meditasi adalah cara terbaik untuk melatih berada di saat sekarang. Fokuskan pikiran pada pernafasan, ruangan di mana kita berada dan suara-suara yang didengar.

Mencari Penguatan/Validasi Eksternal

Untuk mendapatkan kebahagiaan tanpa tergantung dari orang lain, jangan lagi mencari penguatan atau pengakuan dari luar. Dengan mencarinya, itu berarti membutuhkan orang lain untuk mengakui bahwa kita berharga.

Apapun itu dari memancing pujian dan keinginan untuk mendapatkan likes di IG sampai membeli barang-barang mahal untuk membuat teman-teman terkesan. Itu semua berawal dari hilangnya rasa percaya diri.

Dengan kata lain, merasa tidak memadai sampai merasa perlu mencari perhatian terus menerus. Bisa jadi ini karena masa kecil yang kurang bahagia atau memiliki semacam trauma.

Ambil arah sebaliknya. Contohnya seperti para biksu Buddha. Mereka mempraktekkan meditasi Zen untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan. Mereka mencari kedamaian dan bukan kebahagiaan.

Itu dia cara yang harus dilakukan kalau kita ingin kebahagiaan kita tidak tergantung orang lain.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Sumber: Leila El-Dean, If you want to be happy without relying on others, say goodbye to these 6 habits, diakses 18/1/2024 dari hackspirit.com

Baca Juga : https://lensa44.com/anda-bahagia-jika-anda-menikmati-hal-hal-simpel-ini/

Share