Lensa Jogja

Indonesia dan Rusia Masih Bertahan Sebagai Negara Followers ADP Lewat Universitas

Indonesia dan Rusia hingga saat ini masih tergolong sebagai negara followers Advanced Digital Production (ADP). ADP ini sendiri merupakan penerapan teknologi yang berasal dari revolusi industri 4.0 dengan empat domain utama, yakni teknologi produksi digital, nanoteknologi, bioteknologi, dan bahan-bahan baru.

Adapun keempat domain itulah yang kemudian akan membentuk manufaktur yang lebih maju di bidang industri, di mana pabrik akan mulai menerapkan teknologi ADP yang berdasarkan beberapa hal, di antaranya analisis big data, kecerdasan buatan, robotika yang semakin maju, dan sebagainya.

Stepan Bykov selaku Vice Rector for International Affairs dari Irkutsk National Research Technical University (INRTU) Rusia, menjelaskan bahwa kedua negara kini sama-sama terklasifikasi sebagai negara followers, di mana Indonesia termasuk sebagai follower sebagai pengguna dengan total 17 negara, dan Rusia termasuk sebagai follower sebagai produsen dengan total 40 negara.

Selain itu, menurutnya, sejauh ini hanya ada 10 negara yang mampu menunjukkan angka pangsa pasar di atas rata-rata dalam paten teknologi ADP secara global.

“Jika diakumulasikan, 10 negara ini membentuk 91% dari keseluruhan paten secara global. Dan negara lainnya diklasifikan oleh UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) sebagai followers (pengikut) dan latecomers (terlambat),” kata Bykov dalam kesempatannya pada kuliah umum yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (6/3).

Maka dengan pencapaian itu, Bykov menyebut bahwa Indonesia dan Rusia harus mampu menghadapi beberapa tantangan berkaitan dengan permasalahan dalam pertumbuhan industri melalui teknologi ADP.

Untuk dapat menghadapi dan menyelesaikan tantangan tersebut, kata Bykov, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menjadikan universitas sebagai instrumen dalam membuka berbagai peluang.

Bykov meyakini, universitas dapat menjadi jalan untuk tantangan ini karena dinilai mampu menjadi kunci terhadap aspek-aspek tertentu.

“Di antaranya, universitas adalah tulang punggung dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjadi mitra utama bagi negara dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs),” pungkas Bykov. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *