Imbauan WHO, Deretan Penyakit Tropis Ini Perlu Diwaspadai
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kini tengah memprioritaskan setidaknya 5 jenis penyakit tropis yang menjadi peringatan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni Filariasis, Cacingan, Schistosomiasis, Kusta dan Frambusia.
Adapun kelima penyakit tropis itu merupakan bagian dari daftar 20 penyakit yang menjadi perhatian WHO dan masuk dalam Penyakit Tropis yang Terabaikan atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) NDTs.
Berikut ini, penjelasan kelima penyakit tropis dilansir dari situs resmi Kemenkes:
Filariasis
Filariasis merupakan penyakit parasit tropis yang memengaruhi kelenjar limfa dan pembuluh limfa. Penyakit ini muncul karena disebarkan oleh nyamuk yang terinfeksi. Gigitan nyamuk ini menularkan parasit yang menuju sistem limfa.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan bahwa dalam data Kemenkes, tercatat sebanyak 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis filariasis dan 9.906 kasus kronis filariasis tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
“Dari target sebanyak 93, hanya 72 kabupaten/kota yang mencapai eliminasi pada tahun 2021, dan baru ada 33 kabupaten/kota telah mendapatkan sertifikat eliminasi filariasis,” kata Maxi.
Adapun Filariasis menyerang umumnya tak bergejala. Namun kemudian, penderita akan merasakan demam, kemudian bengkak, lalu kempes, dan bengkak lagi, begitu seterusnya.
Cacingan
Penyakit ini menjadi prioritas Kemenkes RI, lantaran pada tahun 2021 tercatat ada 36,97 juta anak yang mendapat Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) cacingan.
Sementara itu, dalam catatan Kemenkes, tahun 2017 hingga 2021 tercatat ada 66 kabupaten/kota yang memiliki prevalensi cacingan di bawah 5% dan 26 kab/kota yang memiliki prevalensi cacingan di atas 10%.
Schistosomiasis
Schitosomiasis adalah penyakit yang endemik di 28 desa di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Maka dari itu, Menkes pun menerbitkan Permenkes Nomor 19 Tahun 2018, yang berisi target agar Schistosomiasis dapat dieliminasi dari 28 desa tersebut pada tahun 2024.
Kemenkes pun telah menjalankan peta jalan eradikasi penyakit Schistosomiasis 2019-2025, sesuai dengan rekomendasi WHO, yaitu pengurangan tingkat kejadian infeksi pada manusia menjadi nol, pengurangan tingkat kejadian infeksi pada hewan menjadi nol dan pengurangan jumlah keong yang terinfeksi menjadi nol.
Menurut Kemenkes, program pencegahan dan pengendalian Schistosomiasis merupakan program yang membutuhkan integrasi dari banyak pemangku kepentingan dalam menjalankan surveilans, pengobatan, pemberantasan keong positif, rekayasa lingkungan, penyediaan sistem sanitasi dan air bersih, serta manajemen penggembalaan ternak.
Kusta
Penyakit ini juga menyumbang angka cukup tinggi di Indonesia, hingga tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2019 tentang Penanggulangan kusta, menargetkan untuk mencapai eliminasi kusta tingkat provinsi pada tahun 2019 dan tingkat kabupaten/kota pada tahun 2024.
Dalam data Kemenkes, sejak tahun 2000 silam, kusta di Indonesia telah mencapai status eliminasi dengan angka prevalensi kusta tingkat nasional sebesar 0,9 per 10.000 penduduk.
Kemudian pada 2021, angka prevalensi kusta di Indonesia sebesar 0,45 kasus per 10.000 penduduk dan angka penemuan kasus baru sebesar 4,03 kasus per 100.000 penduduk.
Dengan data tersebut, tren kasus Kusta menurut Kemenkes telah menunjukkan penurunan baik Prevalensi Rate (PR) angka prevalensi maupun angka penemuan kasus baru kusta atau New Case Detection Rate (NCDR).
Frambusia
Frambusia adalah Infeksi bakteri kronis yang memengaruhi kulit, tulang dan tulang rawan. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak di daerah tropis Afrika, Asia dan Amerika Latin, yang menyebar melalui kontak langsung dengan kulit orang yang terinfeksi.
Penyakit ini pun kemudian menjadi perhatian Kemenkes RI, karena menjadi penyakit endemis di 79 kabupaten/kota di Indonesia, menurut Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/496/2017.
Dalam catataan Kemenkes pada tahun 2021, telah dilakukan sertifikasi pada 55 daerah kabupaten/kota yang telah mengalamai eradikasi penyakit Frambusia.
Adapun jumlah kasus Frambusia yang dilaporkan pada tahun 2021 adalah 185 kasus sebagian besar terdapat di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. (AKM/L44)