Film Kung Fu Jungle, Suguhkan 6 Aliran Kung Fu yang Sarat Pesan Moral

Bagi para pecinta film laga pasti sudah tak asing dengan aktor kung fu Donnie Yen. Sebenarnya, Donnie Yen sudah punya sepak terjang yang malang melintang di dunia perfilman kung fu, bahkan pernah mengambil peran di film Hollywood. Tetapi namanya baru dikenal luas sejak sukses membintangi film Ip Man pada tahun 2008 silam.

Salah satu dari sekian banyak film kung fu yang dibintanginya adalah Kung Fu Jungle, sebuah film yang dirilis pada 2014 lalu.

Disutradarai oleh Teddy Chan, film ini mengangkat cerita tentang kung fu yang bukan hanya sekedar bela diri semata, tetapi juga tersirat filosofi dasar kung fu. Seperti adanya enam aliran gabungan yang ada di dalam kung fu, yang kemudian menjadi pondasi film ini berjalan.

Film ini selain dibintangi oleh Donnie Yen sebagai tokoh utama juga ada Baoqiang Wang sebagai lawan mainnya, serta melibatkan aktor-aktor laga kenamaan lain.

Donnie Yen sebagai Hahou Mou dan Baoqiang Wang sebagai Fung Yu-Sau. Hahou Mou adalah seorang pelatih bela diri kepolisian yang juga pemimpin perguruan kung fu enam aliran yang pernah berjaya pada masanya.

Suatu ketika, kehebatannya dalam kung fu membuatnya menjadi kalap hingga tak sengaja membunuh lawannya saat bertarung. Menyadari itu Hahou Mou menyerahkan dirinya sendiri ke polisi dan mendapat hukuman penjara selama lima tahun.

Berselang tiga tahun kemudian, muncul kasus pembunuhan oleh orang ahli bela diri yang memiliki kaki pincang, Fung Yu-Sau (Baoqiang Wang). Ia selalu meninggalkan benda tajam berbentuk burung walet, seakan seperti sengaja meninggalkan jejak.

Hahou Mou yang mendengar kabar tersebut, merasa mengetahui motif pelaku yang tak lepas dari keilmuwan bela diri. Ia pun kemudian menawarkan diri untuk turut membantu memecahkan kasus ini.

Film ini dibungkus dengan rapi dan apik. Menampilkan koreografi bela diri yang sangat luar biasa, setiap aksi yang ditampilkan pun selalu menyesuaikan dengan masing-masing dari enam aliran kung fu.

Selama satu jam pertama, kita akan disuguhi aksi Fung Yu-Sau bertarung melawan orang-orang yang ahli dalam enam aliran kung fu tersebut. Lalu mulailah masuk di 30 menit terakhir, alur cerita mempertemukan Hahou Mou dengan Fung Yu-Sau untuk bertarung.

Setiap aksi yang ditampilkan sukses membuat penonton terbawa suasana tegang dan dibuat terpukau atas aksinya. Hingga menuju 10 menit terakhir, aksi mereka berdua semakin ganas sebab saling menyimpan emosi masing-masing.

Mereka bertarung di tengah jalanan dengan truk yang ramai lalu lalang, Hahou Mou terlihat beberapa kali menyelamatkan Fung Yu-Sau dari tertabrak truk, seolah tak mau jika dia mati begitu saja.

Pesan moral juga tak bisa dijauhkan dari setiap scene yang ditampilkan. Teddy Chan sebagai sutradara sangat jeli terhadap scene yang mengandung pesan moral.

Salah satunya, bagaimana seorang murid yang sudah berilmu tak pantas merasa sombong apalagi merendahkan aliran lain, pesan ini disampaikan dengan scene Donnie Yen berlutut dan bersujud di depan foto almarhum sang guru dan meminta maaf.

Di sisi lain, scene ini juga memberi penjelasan bahwa manusia tak boleh lupa dengan guru yang sudah memberinya ilmu.

Tak hanya itu, pesan lain juga dibawa oleh pemeran antagonis, Fung Yu-Sau. Melalui tokoh Fung Yu-Sau, film ini ingin memberi pesan bahwa cukuplah ilmu yang dipunyainya tak perlu disombongkan, jangan merasa paling kuat dan benar.

Kendati begitu, jika dilihat dari sudut pandang lain, tersirat pula bahwa apapun kekurangan yang ada dalam diri manusia, bukan berarti tidak bisa meraih cita-cita. Fung Yu-Sau membuktikan dengan tekat kuat dan latihan yang sungguh-sungguh, meskipun kakinya pincang dia tetap bisa menjadi petarung yang tangguh. (AKM/L44)