Lensa Jogja

El Nino dan Momen Libur Akhir Tahun Picu Inflasi DIY

Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai daerah tujuan wisata dinilai turut berpengaruh terhadap menanjaknya harga sejumlah komoditas. Utamanya sektor pertanian, seperti cabai rawit dan beras. Momen libur akhir tahun ini dan juga fenomena iklim El Nino turut memicu terjadinya inflasi DIY pada tahun 2023.

Heru Fajarwati selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyampaikan perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2023 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.

Komoditas seperti beras, rokok kretek filter, cabai merah, cabai rawit, dan kontrak rumah, merupakan yang dominan memberikan sumbangan inflasi tahunan yang mencapai 3,17 persen.

Selain pengaruh iklim seperti badai El Nino, momen libur akhir tahun yang berbarengan dengan hari besar Natal serta liburan sekolah berdampak pada meningkatnya kunjungan wisatawan yang turut memicu inflasi dan mengerek kenaikan harga komoditas pangan.

Inflasi Tahunan DIY Lebih Tinggi dari Nasional

Meski inflasi DIY secara tahunan lebih tinggi dibanding nasional, tapi angka tersebut tidak mencapai separuh dari inflasi tahun sebelumnya.

Berdasarkan polanya, kedatangan wisatawan menimbulkan lonjakan konsumsi di DIY. Walaupun produksi pertanian secara umum di DIY mengalami surplus.

“Produksi di DIY ini, kalau hanya kita bandingkan dengan penduduk DIY asli, mungkin masih surplus. Tetapi kita tahu kunjungan wisata baik mancanegara maupun wisatawan nusantara di DIY ini sangat tinggi. Terutama pada libur-libur nasional, baik yang dikatakan besar juga karena libur sekolah dan seterusnya,” kata Heru Fajarwati.

“Sehingga ini yang mengonsumsi komoditas produksi di DIY ini jaul lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat di DIY yang asli. Dengan sendirinya ini juga memicu dari sisi supply sehingga terjadi kenaikan harga,” lanjutnya.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Desember 2023. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Kelompok tersebut antara lain kelompok makanan dan minuman, serta tembakau sebesar 7,58 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,14.

Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, sebesar 0,6 persen.

Sedangkan pada Desember 2023, dari 90 kota, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi tahunan tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 5,08 persen, diikuti Merauke 4,67 persen, dan terendah dialami Bandung sebesar 0,63 persen, diikuti Meulaboh sebesar 1,42 persen.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca Juga : https://lensa44.com/libur-nataru-penumpang-yia-meningkat-932-persen/

Share