Lensa Manca

Dua Tentara Aljazair Ditahan Usai Rayakan Kemenangan Maroko di Piala Dunia 2022

Dua tentara Aljazair dilaporkan telah ditahan usai mengunggah sebuah video di mana mereka tengah merayakan kemenangan Maroko atas Portugal di laga Piala Dunia 2022 akhir pekan lalu.

Menurut laporan dari Media Maroko, Le360, kedua tentara itu ditahan tak lama setelah mereka mengunggah video perayaan itu di aplikasi sosial media TikTok.

Kedua tentara itu memang menyedot perhatian publik karena mengunggah video yang memperlihatkan mereka mengucapkan selamat atas kemenangan “Saudara-saudara Maroko” di laga Piala Dunia 2022.

Dalam video itu, kedua tentara terlihat masih memakai seragam militer. Mereka juga mendoakan agar tim Singa Atlas sukses di laga-laga selanjutnya.

Melihat hal itu, Aljazair justru menganggapnya sebagai sebuah pelanggaran atas kebijakan militer. Namun, tak ada penjelasan lebih lanjut pelanggaran yang dimaksud.

Melansir Morocco World News, Selasa (13/12), kedua tentara itu akan menjalani persidangan di pengadilan militer. Jika dinyatakan bersalah, mereka terancam hukuman penjara hingga 10 tahun.

“Terancam hukuman penjara hingga 10 tahun,” tulis dalam sebuah keterangan.

Kemenangan Maroko ini memang menggemparkan Afrika karena mereka merupakan satu-satunya wakil kawasan itu yang tembus ke semifinal Piala Dunia.

Hanya saja, Aljazair melarang euforia kemenangan Maroko karena adanya cekcok  di antara keduanya belakangan ini.

Tak hanya itu, pemerintah Aljazair juga diketahui telah memecat seorang direktur stasiun televisi nasional karena menayangkan kemenangan Maroko atas Portugal di waktu yang sama.

Direktur EPTV bernama Chabane Lounakel dipecat sehari setelah siaran langsung pertandingan Portugal vs Maroko di perempat final Piala Dunia itu ditayangkan.

Penayangan skor dan kemenangan timnas Maroko oleh jaringan EPTV belum pernah terjadi sebelumnya.

Mengutip pernyataan dari Kementerian Komunikasi Aljazair, kantor berita Aljazair APS, melaporkan bahwa Chabane Lounakel dipecat dan digantikan oleh Nadir Boukabes sebagai direktur utama stasiun televisi EPTV.

Aljazair sendiri meradang karena mereka tengah terjerumus dalam perselisihan dengan Maroko. Mereka bahkan memutus hubungan dengan Maroko sejak Agustus 2021 lalu karena cekcok terkait masalah perbatasan di Sahara Barat.

Konflik di antara mereka kian memanas, setelah Maroko membuka hubungan diplomatik dengan Israel, negara yang dianggap Aljazair sebagai musuh. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *