HeadlineLensa JogjaLensa Terkini

Dampak Kemarau Panjang, Sekolah Kekurangan Air

Musim kemarau yang masih berlangsung hingga saat ini tidak saja berdampak pada kebutuhan air bersih rumah tangga saja.

Di Dlingo, Bantul, Yogyakarta, krisis air bersih juga menimpa sejumlah sekolahan, seperti yang dialami oleh SD Kanigoro, Mangunan, Bantul, Yogyakarta, yang terpaksa harus menunggu kiriman air bersih untuk mencukupi kebutuhannya.

Di SD Kanigoro ini, krisis air mulai dirasakan dalam sebulan terakhir. Suplai dari penyedia jaringan air bersih kian hari kian berkurang seiring debit air yang mengecil akibat musim kemarau. Untuk mengatasi kebutuhan air bersih, pihak sekolah harus berhemat sembari menunggu datangnya pasokan air bersih.

Menurut pihak sekolah, air bersih memang masih tersuplai dari jaringan PAM mandiri di desa setempat. Namun karena debit air yang kecil, pihak sekolah merasa kekurangan untuk mencukupi kebutuhan ibadah dan cuci tangan para siswa.

“Air bersih di SD Kanigoro ini kalau sudah memasuki musim kemarau memang membutuhkan suplai air. Karena untuk dari PAM sendiri kurang memadai untuk kebutuhan anak-anak di sini,” kata Sugeng Riyanto, Kepala Sekolah SD Kanigoro, Mangunan, Bantul Yogyakarta.

Beruntung, kebutuhan air bersih di sekolah ini sedikit teratasi dengan adanya bantuan air bersih dari pihak lain. Datang dari Komunitas Berkah Jogja Berbagi (BJB), air bersih kiriman dialirkan di bak penampungan yang ada di lingkungan sekolah.

“Air ini adalah sumber kehidupan umat manusia, apalagi untuk siswa siswi. Di mana anak-anak habis main kotor dan tidak cuci tangan, itulah yang menyebabkan datangnya sebuah penyakit,” tutur Kusmadiyono, Ketua BJB.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *