Lensa JogjaLensa Wisata

Mengenal Sejarah Wayang di Museum Sekartaji

Pegiat wisata edukatif di Yogyakarta terus berupaya menambah destinasi wisata berbasis budaya. Hal ini dilakukan sebagai upaya literasi sejarah peninggalan nenek moyang, yang kaya akan ilmu pengetahuan. Salah satunya Museum Wayang Beber Sekartaji di Bantul, yang berisi beragam benda-benda kuno cikal bakal perkembangan wayang di nusantara.

Berada di Gang Pancasila, Kanutan, Sumbermulyo, Bambang Lipuro, Bantul, berdirilah sebuah Museum Wayang Beber Sekartaji. Tempatnya tidak begitu luas, namun berkunjung ke museum ini, kita akan dibawa ke era di mana sebuah rumah zaman dulu, yang masih kental dengan kegiatan seni dan budaya.

Memasuki ruangan berukuran 3×8 meter ini, pengunjung langsung disuguhi pemandangan ragam benda-benda kuno, yang telah berusia ratusan hingga ribuan tahun.

Ada lembaran kitab suci lawas Kitab Sutasoma, lembaran lontar yang berisi kisah Wayang Beber, kalender kuno dari kayu, hingga kertas kuno berbahan lontar, dan koleksi benda kuno lainnya, yang diyakini memiliki sangkut paut perjalanan sejarah Wayang Beber di negeri ini.

Wayang Beber sejatinya merupakan nenek moyang wayang kulit atau wayang purwo yang ada saat ini.

Keberadaan museum ini seolah membuktikan nilai-nilai budaya tutur yang menjadi kekuatan budaya nusantara yaitu wayang beber, berperan penting dalam pegembangan dan melestarikan warisan kebudayaan tanah air.

Diklaim sebagai museum satu-satunya di tanah air, tak heran jika museum ini kerap menjadi jujugan mahasiswa yang penasaran ingin belajar mengenal sejarah ilmu pengetahuan Wayang Beber.

Didirikan pada tahun 2017, keberadaan Museum Wayang Beber Sekartaji merupakan bentuk kepedulian pegiat seni budaya daerah akan pentingnya upaya pelestarian budaya nusantara.

Ibarat sebuah komik purba, Wayang Beber bersifat layaknya sebuah lukisan memanjang yang didalangkan dengan ilmu dan seni budaya. Ada gamelan sebagai pengiring, sinden sebagai penyelaras cerita dan ritual.

Rangkaian ini memberikan keistimewaan tersendiri, tentang sejarah panjang lahirnya Wayang Purwo, dari relief candi berkembang ke daun lontar dan dikembangkan menjadi Wayang Beber, hingga muncullah wayang kulit purwo yang kini kita kenal.

Pertunjukan Wayang Beber sendiri berbeda dengan wayang kulit atau wayang purwo, di mana cerita yang disajikan menggunakan bentangan kertas bergambar wayang, sementara sang dalang akan menyampaikan narasi lakon dengan diiringi tabuhan gamelan. (JACK/L44).

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *