Lensa LifestyleLensa Wisata

5 Tradisi Unik dari Berbagai Negara untuk Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan merupakan bulan yang suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Untuk menyambut bulan puasa Ramadan, banyak negara yang mempunyai tradisi unik dan memiliki ciri khas masing-masing.

Dilansir dari laman The Culture Trip, berikut adalah beberapa tradisi unik yang dilakukan umat muslim di berbagai negara selama Ramadan.

  • Ritual Bersih Jiwa di Indonesia

Indonesia mempunyai budaya dan tradisi selama bulan Ramadan salah satunya yaitu ritual bersih jiwa. Ritual membersihkan jiwa ini, merupakan ritual yang dilakukan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tradisi ini disebut dengan nama Padusan yang berarti “mandi”.

Tradisi unik ini pertama kali dibawakan oleh Wali Songo, sekelompok pemuka agama Islam yang juga merupakan pendakwah pertama yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa.

Selain di Jawa, ritual bersih jiwa ini juga dilaksanakan di Lampung untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Dikenal dengan sebutan Belangiran, tradisi ini dilakukan dengan mandi bersama di sungai atau mata air.

  • Menyalakan Meriam di Lebanon

Di banyak negara di Timur Tengah, meriam ditembakkan setiap hari selama bulan Ramadan untuk menandakan akhir puasa. Dikenal sebagai Midfa al Iftar, tradisi ini mulai lebih dari 200 tahun yang lalu di Mesir, ketika negara tersebut diperintah oleh Kekaisaran Ottoman, Kosh Qodam.

Awalnya, Qadam menguji meriam baru dan tidak sengaja menembakkan saat matahari terbenam. Suara-suara yang bergema di seluruh Kairo membuat banyak warga sipil berasumsi bahwa ini adalah cara baru untuk menandakan akhir puasa.

Banyak yang berterima kasih atas inovasinya, dan putrinya Haja Fatma, mendesaknya untuk menjadikan ini sebagai tradisi.

  • Haq Al Laila di Uni Emirat Arab

Tradisi ini secara konsep mirip dengan trik-or-treat dari budaya Barat. Tradisi Haq Al Laila ini dilaksanakan pada 15 Sya’ban, yakni bulan sebelum Ramadan.

Pada hari itu, anak- anak di UAE akan berkeliaran di lingkungan sekitar dengan mengenakan pakaian cerah, mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam tas jinjijng yang disebut kharyta.

Itu dilakukan sembari melantunkan lagu-lagu tradisional lokal. Nyanyian Aatona Allah Yatikom, Bait Makkah Yudikum, yang berarti ‘Berikan kepada kami dan Allah akan membalasmu dan membantumu mengunjungi Rumah Allah di Mekkah’, bergema di jalan-jalan saat anak-anak dengan penuh semangat mengumpulkan hadiah mereka.

  • Tradisi Nafar di Maroko

Nafar adalah seorang penyiar atau criwe yang akan mengenakan pakaian adat gandora, sandal dan topi. Selama bulan puasa Ramadan, wilayah Maroko akan dikelilingi oleh Nafar. Nafar ini akan berkeliling wilayah Maroko dan setiap jalan sempit sambil bernyanyi.

Nafar dipilih bukan dari sembarang orang, biasanya masyarakat menilai berdasarkan kejujurannya yang dimilikinya. Sebelumnya, tradisi ini dimulai pada abad ketujuh, ketika seorang sahabat Nabi Muhammad SAW melantunkan doa dengan melodi yang merdu.

  • Tradisi Chaand Raat di Pakistan

Tradisi ini dilaksanakan di negara Pakistan dan berlangsung saat tiba penghujung Ramadan. Namun, tradisi ini hanya bisa dilakukan oleh kaum wanita yang ada di negara Pakistan.

Seringkali, para wanita ini berduyun-duyun ke pasar lokal atau pusat perbelanjaan untuk membeli gelang warna-warni dan mewarnai tangan mereka. Momen ini juga dimanfaatkan sebagian mereka untuk membuka toko pop-up yang menjual segala macam aksesoris dan perhiasan. (APA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *