Lensa Terkini

Upah Harian Februari 2022 Buruh Tani Nasional Naik 0,31%, Apa Manfaatnya?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Upah nominal harian buruh tani nasional pada Februari 2022 naik sebesar 0,31% dibanding upah nominal buruh tani Januari 2022, yaitu dari Rp57.595,00 menjadi Rp57.777,00 per hari. Sementara itu, upah riil Buruh mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen. Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) Rabu (23/03/2022).

Sebagai informasi, upah upah nominal buruh/pekerja adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan. Sedangkan, upah riil buruh menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang diterima buruh/pekerja.

Sementara itu, upah riil buruh tani adalah perbandingan antara upah nominal buruh tani dengan indeks konsumsi rumah tangga pedesaan, sedangkan upah riil buruh bangunan adalah perbandingan upah nominal buruh bangunan terhadap indeks harga konsumen perkotaan.

Terhitung dari Februari 2021 – Februari 2022, upah nominal pekerja mengalami kenaikan 0,34 %, dan untuk upah rill mengalami kenaikan 0.36%. Tapi, apakah hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi masyarakat di Indonesia.

Selama ini, Kementerian Pertanian menjalankan program-program yang diharapkan dapat mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan petani, seperti pelatihan dan pendampingan, perlindungan harga petani dengan kebijakan harga pembelian maupun harga eceran, serta membangun kemitraan dalam penyerapan hasil tani, baik dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun pengusaha swasta.

Selain itu, Kementan juga menambah alokasi anggaran untuk sarana produksi pertanian, seperti perbaikan jaringan irigasi, pembangunan embung, bantuan alat dan mesin pertanian, bantuan benih unggul, subisdi pupuk, perluasan areal tanam, serta bantuan lainnya yang dapat berdampak pada peningkatan produksi pangan.

Pada 2022, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh sekitar 2%, dengan ekspektasi kinerja yang membaik sesuai konsistensi pola yang terjadi. Tantangan ke depan tidak lebih ringan karena lingkungan internal dan eksteral sektor pertanian yang berubah sangat cepat. Kinerja ekonomi makro Indonesia terlihat lebih baik dengan catatan pertumbuhan ekonomi mencapai 3,51% pada Q3-2021, sedikit lebih rendah dari 7,07% pada 2021. Daya beli masyarakat perlahan mulai meningkat seiring dengan ekspektasi positif terhadap pemulihan ekonomi dan penanggulangan

Sebagai mana yang diungkap oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 berada pada kisaran 5,2 hingga 5,8 persen. Sektor pertanian juga berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi tersebut.

Asumsi tersebut mempertimbangkan berbagai dinamika ekonomi global dan nasional, risiko ketidakpastian, dan potensi pemulihan ekonomi di tahun depan dengan catatan Covid 19 dapat terus dikendalikan, fungsi intermediary perbankan dapat kembali pulih, serta didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia dan kebijakan sektor keuangan OJK yang kondusif. (LH/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *