Lensa Terkini

Tips Menghadapi Quarter Life Crisis

Ingatkah saat masih kecil? Kita seringkali menginginkan supaya cepat dewasa agar dapat hidup dengan bebas dan menentukan pilihan kita sendiri.

Namun saat beranjak dewasa, kita akhirnya merasakan bahwa kehidupan sebagai orang dewasa tak seindah yang dibayangkan. Menjadi dewasa ternyata tidak mudah.

Saat beranjak dari kehidupan remaja menuju dewasa, kita mulai merasa kehilangan arah dan mempertanyakan apa tujuan hidup ini? Bahkan, mempertanyakan tentang eksistensi kita sebagai seorang manusia, sampai kita merasa bingung, khawatir dan galau akan ketidakpastian di masa mendatang. Dalam dunia psikologi itu disebut dengan Quarter Life Crisis (QLC).

Dewasa ini, istilah Quarter Life Crisis sering diperbincangkan di dunia maya, khususnya oleh anak muda yang mulai memasuki usia 20-an. Quarter Life Crisis merupakan rasa kesepian, cemas dan bingung dengan tujuan hidup yang muncul di usia 20-30 tahun.

Dilansir dari alodokter, Quarter Life Crisis biasanya dimulai ketika seorang seorang remaja atau dewasa muda, baru pertama kali menghadapi masalah “orang dewasa” seperti hidup mandiri, menjalani hubungan asmara untuk pertama kalinya, putus cinta setelah menjalani hubungan yang serius setelah sekian lama, mengalami masalah pekerjaan atau finansial, mengambil keputusan profesional untuk jangka panjang dan sebagainya.

Faktor-faktor penyebab munculnya Quarter Life Crisis pun beragam, bisa datang dari lingkungan sekitar maupun media sosial. Orang yang mengalami Quarter Life Crisis biasanya akan mengalami gangguan kecemasan dan kehilangan motivasi karena memikirkan banyak hal dalam hidupnya yang belum bisa mereka capai.

Berkaitan dengan fase ini, sebuah survei yang dilakukan LinkedIn menyebutkan, bahwa 75% orang berusia 25-33 tahun mengaku pernah mengalami Quarter Life Crisis.

Walaupun Quarter Life Crisis merupakan fenomena yang lumrah terjadi, namun hal itu tak dapat dibiarkan begitu saja karena dapat menyebabkan demotivasi yang bisa mempengaruhi aktivitas kita.

Lalu bagaimana cara menghadapi Quarter Life Crisis?

1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Baik kita maupun orang lain memiliki kehidupan, urusan dan masalah masing-masing yang tentu saja berbeda. Seseorang dapat mencapai kesuksesan tersebut melalui sebuah proses yang mungkin saja lebih sulit daripada yang kita bayangkan.

Alih-alih memikirkan kehidupan orang lain yang hanya dapat membuang-buang waktu kita, lebih baik kita mencari tahu apa keinginan dan tujuan hidup kita.

2. Cintailah dirimu sendiri

Ketika sedang terjebak dalam Quarter Life Crisis, kita cenderung mengabaikan kenikmatan yang ada di sekeliling kita dan sibuk dengan kegelisahan yang tiada habisnya. Maka, mulailah untuk melihat hal-hal yang ada di sekitar yang patut disadari dan nikmati.

Untuk tahu apa tujuan hidup, maka kita sendiri pun harus tahu apa kunci kebahagiaan kita. Oleh sebab itu mulailah untuk mengenali diri, cari tahu apa yang mungkin kita butuhkan dan apa yang membuat kita merasa nyaman.

3. Dekatilah orang-orang yang bisa memberi dukungan

Seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis cenderung akan merasa pesimis dan rendah diri. Maka berada di sekeliling orang-orang yang bisa mendukung impian dan cita-cita kita adalah salah satu solusinya. Hal ini penting agar dapat memotivasi diri ketika menghadapi masalah.

Mulailah dengan mencari teman yang memiliki hobi yang sama atau orang-orang yang dapat menginspirasi. Itu akan membuat diri menjadi orang yang lebih baik.

Bangunlah hubungan yang baik dengan keluarga, dengan begitu tidak akan ada waktu untuk merasa sendirian dan memikirkan hal yang tidak perlu. Percayalah, ada banyak orang yang begitu menyayangi kita!

4. Jangan ragu, ayo lakukan!

Karena terlalu banyak berpikir dan merasa khawatir, orang yang mengalami Quarter Life Crisis seringkali merasa ragu untuk mengambil keputusan sehingga semua ide-idenya hanya terjebak dalam pikiran saja.

Jadi, mulailah untuk berani melakukan tindakan atau memustuskan sesuatu, ubah keraguan tersebut menjadi sebuah tindakan.

Mungkin saja hal yang ada dalam pikiran merupakan kesempatan yang bagus. Jika akhirnya tidak terwujud pun setidaknya sudah berusaha mewujudkannya. Yakinlah bahwa tidak ada yang sia-sia dengan apa yang kita lakukan, hal kecil sekalipun. (NNK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *