Lensa KesehatanLensa LifestyleLensa Terkini

Terbongkar, Lima Mitos Tentang Bunuh Diri

Baru-baru ini masyarakat Jogja dikejutkan dengan peristiwa bunuh diri mahasiswi baru UMY, yang melompat dari lantai empat asramanya. Diketahui, mahasiswi tersebut adalah seorang yang tertutup dan mengalami depresi.

Bunuh diri bisa saja terjadi pada siapa saja. Sayangnya, banyak masyarakat kita menganggap bunuh diri sebagai stigma yang buruk. Keinginan bunuh diri bukanlah cap negatif yang bisa begitu saja diberikan ke orang yang memiliki keinginan itu. Dianggap tidak berimanlah atau terlalu lemah. Adanya keinginan bunuh diri adalah tanda individu itu sangat menderita dan membutuhkan pertolongan. Menempelkan stigma hanya akan menyebabkan individu tersebut tidak mendapatkan pertolongan yang ia butuhkan.

Dengan membongkar mitos yang berhubungan dengan bunuh diri diharapkan bisa menyadarkan betapa pentingnya menolong orang lain untuk mendapatlan perawatan dan menunjukkan pentingnya menangani masalah kesehatan mental mereka.

Berikut mitos dan fakta tentang bunuh diri.

Mitos: Bunuh diri hanya dilakukan orang yang memiliki masalah kesehatan mental

Fakta: Banyak orang dengan penyakit mental yang tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya dan tidak semua orang yang ingin mengakhiri hidupnya punya penyakit mental. Masalah pribadi dan tekanan dari luar seperti masalah hukum, persekusi, kehilangan tempat tinggal, penolakan dan krisis yang datang bisa membuat seseorang ingin mengakhiri hidupnya.

Mitos: Orang dengan kecenderungan bunuh diri akan selalu memiliki keinginan untuk bunuh diri

Fakta: Seseorang memiliki keinginan bunuh diri lebih sering hanya dalam jangka pendek dan dalam situasi yang spesifik. Menurut penelitian, lebih dari separuh orang yang bunuh diri tidak memiliki indikasi masalah mental. Dan bagi mereka yang memiliki penyakit mental, dengan penanganan yang baik akan mengurangi gejala itu.

Niat bunuh diri biasanya muncul untuk mengontrol perasaan dan pikiran yang dalam dan menyakitkan. Ketika perasaan dan pikiran yang menyakitkan itu hilang, hilang juga keinginan untuk bunuh diri. Meski pikiran untuk bunuh diri bisa muncul, itu tidak akan permanen. Orang dengan kecenderungan bunuh diri bisa saja memiliki umur panjang dan hidup sukses.

Mitos: Kebanyakan bunuh diri terjadi tanpa tanda-tanda

Fakta: tanda-tanda selalu ditunjukkan seseorang sebelum mereka mengakhiri hidupnya, baik secara verbal maupun dari perilakunya. Banyak yang hanya menunjukkan ke orang-orang terdekat. Namun, orang-orang yang terdekat itu yang kadang tidak menyadarinya sehingga kesannya mendadak.

Mitos: Orang yang bunuh diri itu egois dan hanya mencari gampangnya.

Fakta: Biasanya orang yang bunuh diri itu bukan karena tidak mau hidup. Mereka hanya ingin mengakhiri penderitaan mereka. Mereka begitu menderita sampai hilang harapan dan merasa tidak berdaya. Orang yang bunuh diri itu tidak secara sadar dan sengaja memilih melakukannya. Mereka bukan hanya memikirkan diri mereka sendiri. Mereka sedang mengalami masalah kesehatan mental yang sangat serius atau menghadapi situasi yang sangat sulit.

Mitos: Membicarakan bunuh diri akan mendorong keinginan bunuh diri

Fakta: Banyak yang beranggapan seperti itu sehingga takut membahasnya. Berbicara tentang keinginan bunuh diri tidak akan menghilangkan stigma tapi akan memberi peluang orang tersebut mendapat bantuan, mempertimbangkan kembali niatnya dan membagi cerita ke orang lain.

Membongkar mitos tentang bunuh diri diharapkan bisa membuat orang melihat bunuh diri dari sudut yang berbeda, pengertian dan kasih sayang untuk orang yang sedang bergelut dalam diri mereka, apakah itu karena masalah mental atau adanya tekanan dan tidak memiliki kemampuan untuk menghadapinya.

Sebagai bagian dari masyarakat, kita seharusnya tidak takut untuk berbicara tentang bunuh diri, tentang penyakit mental atau untuk mencari bantuan untuk mereka yang memerlukan. Mengurangi stigma dengan memahami mengapa bunuh diri terjadi dan menyuarakan kesadaran akan penyakit mental.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Sumber: Kristen Fuller, M.D, 5 Common Myths About Suicide Debunked, diakses 6 Oktober 2023 dari https://www.nami.org>NAMI-Blog>September-2020

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *