Lensa KesehatanLensa Lifestyle

Penyebab Insomnia yang Terjadi Pada Remaja dan Cara Mengatasinya

Insomnia pada remaja merupakan kondisi yang wajar karena dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Namun, hal tersebut bukanlah salah satu penyebab kurang tidur pada remaja, melainkan cahaya yang terlalu terang dan penggunaan alat elektronik yang masif, juga memperlambat pelepasan melatonin dan membuat sulit untuk tertidur.

Dilansir dari WebMD, perubahan hormon pada remaja memengaruhi ritme sirkadian yang merupakan siklus untuk bangun dan tidur di dalam tubuh.

Selama pubertas, ritme sirkadian ini berubah secara alami sehingga beberapa remaja lebih suka tidur dua jam kemudian.

Remaja cenderung memproduksi melatonin, hormon alami tubuh yang membantu kita tertidur lebih lambat dibandingkan anak-anak dan orang tua. Akibatnya, para remaja cenderung tidur lebih larut.

Selain itu, ada beberapa penyebab insomnia pada remaja lainnya yang umum dialami, seperti:

• Memiliki jadwal, rutinitas, hingga stres yang berkaitan erat dengan sekolah sehingga cenderung tidak bisa tidur di malam hari.

• Mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, termasuk kopi, minuman bersoda, teh, hingga minuman berenergi sehingga tidak mudah merasa mengantuk di malam hari.

• Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat stimulan, penenang, dan steroid yang bisa mengganggu pola tidur pada remaja.

• Memiliki kebiasaan menggunakan perangkat elektronik, seperti gadget, yang membuat sulit tidur.

• Memiliki gangguan pernapasan ketika tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA).

• Memiliki gangguan sistem saraf sehingga tiba-tiba tidur di siang hari atau narkolepsi.

• Mengalami gangguan tidur berjalan atau sleepwalk jika sedang demam atau sangat stres.

• Memiliki gangguan asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang membuat sulit tidur, karena asam di dalam perut naik ke tenggorokan ketika berbaring.

• Memiliki riwayat fibromyalgia, yang menyebabkan rasa nyeri pada otot dan tulang sehingga tidak bisa tidur dengan nyaman.

• Mengalami sindrom kaki gelisah (RLS) dan gangguan gerakan tungkai periodik (PLMD), yang membuat kaki bergerak secara berulang ketika tidur sehingga membuat tidur tidak nyenyak.

• Memiliki riwayat asma sehingga sering bangun di malam hari.

• Mengalami depresi yang akan menyebabkan gangguan tidur menjadi lebih parah.

Para remaja umumnya membutuhkan 8-10 jam waktu tidur setiap malamnya. Jika tidak terpenuhi, kesehatan fisik dan mental akan terganggu.

Insomnia pada remaja juga bisa berdampak serius pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko cedera, obesitas, diabetes, depresi, hingga kecenderungan untuk melukai diri sendiri.

Menurut Verywell Health, ada beberapa cara mengatasi insomnia pada remaja, seperti:

• Mengatur jadwal tidur yang teratur sehingga bisa meningkatkan kualitas tidur.

• Mengurangi waktu untuk menggunakan peralatan elektronik, khususnya mendekati waktu tidur.

• Melakukan kegiatan relaksasi sebelum tidur, seperti membaca atau mandi dengan air hangat.

• Menghindari kebiasaan yang bisa mengganggu kualitas tidur, seperti minum kopi atau makan dengan porsi besar sebelum tidur.

• Memprioritaskan waktu tidur dengan menciptakan suasana tidur yang nyaman, seperti mematikan lampu di malam hari.

Mengetahui penyebab insomnia pada remaja sangatlah penting sehingga bisa mengurangi gangguan agar tidur lebih nyenyak. Namun, disarankan untuk mencari bantuan medis ketika muncul gejala gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea, untuk mendapatkan perawatan serta pengobatan yang tepat. (APA/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *