Lensa Kesehatan

Gangguan Mental Munchausen Syndrome by Proxy

Baru-baru ini dunia dihebohkan lagi dengan perilisan film dokumenter tentang seorang wanita yang menjadi korban perilaku gangguan mental Munchausen syndrome by proxy yang dilakukan ibunya sendiri sejak ia masih kecil. Kasus yang dialami wanita Amerika Serikat bernama Gypsy Rose Blanchard ini merupakan kasus Munchausen syndrome by proxy paling besar yang pernah terekam.

Apakah itu Munchausen syndrome by proxy? Ini adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi saat pengasuh, dalam hal ini lebih sering seorang ibu, secara rutin membuat gejala-gejala palsu atau menimbulkan gejala-gejala nyata pada anak-anak atau korban dewasa. Tujuannya agar korban memiliki masalah kesehatan fisik atau mental.

Perilaku ini sebagai akibat dari gangguan dalam beradaptasi atau keinginan berlebih untuk mencari perhatian dari si pelaku. Munchausen syndrome by proxy tergolong bentuk penganiayaan terhadap anak yang sangat serius.

Gejala-gejala Munchausen syndrome by proxy

Tanda-tanda dan gejala gangguan buatan yang dipaksakan pada orang lain (FDIA: factitious disorder imposed on another) akan terlihat dari pengasuh dan juga korbannya. Seorang dokter akan mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien dan orang yang bertanggung jawab mengasuhnya lalu dokter akan memberikan diagnosanya sesuai dengan keluhannya.

Dari sisi pengasuh, penting untuk melihat tanda-tanda berikut:

  • Tipu muslihat dari pengasuh.
  • Apa yang dilaporkan pengasuh berbeda dengan temuan petugas medis.
  • Pengasuh memiliki pengetahuan tentang medis atau bekerja di dunia medis.
  • Pengasuh ingin terlihat baik dengan apa yang mereka lakukan.
  • Pengasuh selalu mencari persetujuan dan perhatian dari staf medis.
  • Menolak meninggalkan korban ketika korban sedang diperiksa.
  • Catatan medis korban naik turun, tidak jelas dan tidak konsisten.
  • Rekomendasi untuk diagnosa yang invasif atau prosedur operasi diterima tanpa banyak pertanyaan atau keberatan dari pengasuh.

Sebagai tambahan, pengasuh akan sering mencari pendapat lain, intervensi lebih lanjut dan prosedur-prosedur tambahan. Sering terjadi, pengasuh memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga dan/atau tidak ada hubungan dengan teman atau lingkungan sosial.

Tanda-tanda yang muncul dari korban, baik korban anak maupun dewasa:

  • Adanya masalah medis yang tidak merespon pengobatan.
  • Gejala penyakit hanya muncul saat pengasuh hadir.
  • Gejala yang timbul bisa membaik saat dalam perawatan.
  • Berulang-ulang mengalami luka, memiliki banyak penyakit, banyak mengalami prosedur kesehatan, operasi dan sering opname.
  • Presentasi atipikal dari gangguan atau penyakit yang melibatkan tes dan observasi normal oleh tenaga medis.
  • Dalam kasus korban anak, tidak hadirnya orang tua kedua.

Penyebab

Tidak diketemukan penyebab jelas gangguan ini. Namun menurut para ahli, faktor biologis dan psikologis memainkan peran munculnya gangguan ini.

Sebuah teori menyebutkan seorang pelaku FDIA ini memiliki sejarah pernah diabaikan atau pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual ataupun emosional saat anak-anak. Penderita bisa juga memiliki gangguan psikiatris seperti  gangguan kepribadian, bipolar, kecemasan atau depresi. Teori lain menyebutkan kehilangan salah satu orang tua saat masih kecil atau stres mayor.

Diagnosa

Mendiagnosa gangguan mental Munchausen syndrome by proxy adalah tantangan bagi para dokter. Karena semua ketidakjujuran yang disampaikan oleh pengasuh. Satu inti dari gangguan ini adalah tipu muslihat selalu hadir.

Seseorang dengan FDIA akan membalikkan gejala dan sejarah medis korbannya, yang akhirnya akan menyebabkan tindakan pengobatan yang berlebihan dan prosedur kesehatan yang tidak perlu.

Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosa FDIA atau Munchausen syndrome by proxy. Untuk sampai ke diagnosa klinis, empat kriteria berikut harus dipenuhi:

  1. Pelaku/pengasuh melakukan pemalsuan mengenai gejala-gejala fisik maupun psikologis, atau menimbulkan luka atau sakit ke orang lain.
  2. Pelaku menunjukkan kalau korban sakit, terluka atau terganggu.
  3. Perilaku menipu muncul saat pelaku merasa tidak mendapatkan penghargaan eksternal.
  4. Perilakunya tidak bisa disamakan dengan gangguan mental lain, seperti gangguan delusi atau gangguan psikotik lain.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Sumber, Sara Lindberg, Munchausen Syndrome by Proxy (Factitious Disorder Imposed by Another) diakses 01/01/2024, dari verywellmind.com

Baca Juga : https://lensa44.com/gypsy-rose-blanchard-dokumenter-lifetime-premier-januari-ini/

Share