Tabur Bunga Warnai Peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Kemusuk Yogyakarta
Dalam rangka memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, berbagai unsur eleman masyarakat bersama para pelajar menggelar aksi tabur bunga di Makam Pahlawan Somenggalan, Sedayu, Bantul, Selasa (28/2).
Adapun lokasi ini dipilih karena merupakan tempat pemakaman para pejuang Kemusuk yang gugur mempertahankan kemerdekaan pada masa pendudukan tentara Belanda, termasuk di antaranya Probosutejo dan keluarga, serta lebih dari 200 pejuang lainnya yang berperan penting dalam peristiwa Agresi Militer Kedua pada tahun 1948-1949.
Abdul Halim Muslih, Bupati Bantul, mengatakan bahwa dilibatkannya para pelajar dalam momen ini, tak lain sebagai bagian dari pendidikan kebangsaan, sekaligus untuk menumbuhkan semangat juang dalam diri generasi muda.
“Mempertahankan tanah air itu sampai kapanpun harus kita lakukan. Oleh karenanya jiwa nasionalisme, patriotisme itu harus kita pupuk. Kalau kita tidak melakukan peringatan kejuangan para pahlawan semacam ini, ini kita akan lemah jiwa nasionalisme dan patriotisme itu,” kata Abdul.
Peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949 ini diisi dengan serangkaian acara yang kemudian diakhiri dengan seminar nasional.
Bertempat di Museum Memorial Jendral Soeharto yang lokasinya tak jauh dari Makam Pahlawan Somenggalan, Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) selaku penyelenggara mengangkat peringatan ini dengan tema “Memaknai Peristiwa Kemusuk dalam Serangan Umum 1 Maret untuk Merawat Ingatan Bangsa akan Pengorbanan Masyarakat Demi Mengusir Penjajah Belanda dari Bumi Jogjakarta”.
Dalam seminar itu, dihadirkan 3 narasumber pakar sejarah yang menjelaskan tentang peran masyarakat Dusun Kemusuk yang menjadi korban kekejaman tentara Belanda pada Agresi Militer Kedua kala itu.
Rangkaian acara ditutup dengan penampilan pelajar dari SMA Kebangsaan, yang mempersembahkan pertunjukan musikalisasi puisi berjudul Balada Tedjo. (JACK/L44)
