Lensa Jogja

Sambut Ramadhan Warga Wijirejo Gelar Tradisi Nyadran Makam Sewu


Bagi masyarakat muslim di Jawa, menjelang datangnya bulan Ramadhan selalu identik dengan tradisi nyadran atau ziarah ke makam leluhur.

Tradisi tersebut sampai saat ini masih dilestarikan masyarakat, khususnya di Pedukuhan Pedak, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Adapun tradisi tahunan ini dikemas dalam acara bertajuk Nyadran Makam Sewu.

Prosesi dimulai dengan mengarak gunungan berisi hasil bumi dengan delapan jodang berisi makanan khas tradisi nyadran, yakni kolak, ketan, nasi uduk, ingkung, serta ubo rampe lainnya.

Dengan iring-iringan pasukan bregodo serta puluhan peserta kirab yang mengenakan pakaian adat Jawa, mereka berjalan dari Kalurahan Wijirejo menuju kompleks Makam Sewu.

Usai menggelar dzikir tahlil yang dipimpin oleh pemuka adat setempat, berbagai jenis makanan yang dibawa di pendopo pun kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung yang hadir. Sementara, gunungan berisi hasil bumi yang dibawa menjadi rebutan warga.

Upacara adat tradisi Nyadran Makam Sewu ini, biasanya dilaksanakan pada hari Senin setelah tanggal 20 Ruwah.

Lebih lanjut, selain prosesi agung nyadran, di hari itu juga dimanfaatkan masyarakat untuk mendatangi makam leluhur di komplek Makam sewu, dengan berdoa dan menabur bunga, serta membersihkan makam.

Haryadi selaku ketua panitia, menjelaskan bahwa selain sebagai sarana penyucian diri sebelum memasuki bulan puasa, tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu itu sekaligus menjadi bagian dari perkembangan wisata budaya religius yang mendukung etos kerja masyarakat Bantul.

“Sehingga kita sudah siap lahir batin menghadapi bulan Romadhon secara hubungan antara sesama, bahkan termasuk para leluhur yang sudah meninggal, hubungan dengan Tuhan itu terjalin dengan baik,” katanya.

Sebagai informasi, digelarnya tradisi Nyadran Makam Sewu ini tak terlepas dari keberadaan Pasarean Panembahan Bodo yakni Sultan Trenggono, pewaris tahta adipati di Sidoharjo jaman Kerajaan Majapahit.

Panembahan Bodo sendiri merupakan seorang tokoh ulama yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Bantul. Selain Panembahan Bodo, di kompleks Makam Sewu ini juga terdapat ribuan makam lainnya yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *