HeadlineLensa Terkini

Respon Eks Penyidik KPK Soal Luhut Kritik OTT Koruptor

Mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan, buka suara mengomentari pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, yang sempat berkata bahwa operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK membuat citra negara menjadi buruk.

“OTT-OTT itu kan enggak bagus sebenarnya, buat negeri ini jelek banget, tapi kalau kita digitalize siapa yang mau lawan kita,” kata Luhut dalam sebuah keterangan beberapa waktu lalu.

Novel Baswedan dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, menyayangkan pernyataan Luhut sebagai pejabat negara, di mana menimbulkan makna bahwa tampak melindungi koruptor.

“Semoga tidak banyak pejabat yang tidak paham tentang pentingnya pemberantasan korupsi. Atau jangan-jangan dianggap tidak penting?,” kata Novel, dikutip pada Rabu (21/12).

Bukan itu saja, Menko Polhukam Mahfud MD yang turut mendukung opini Luhut juga turut dikomentari.

Menurut Novel, OTT KPK sangat perlu dilakukan untuk mengungkap adanya kasus korupsi dan koruptor, sehingga mereka yang tertangkap basah tak bisa membela diri.

“OTT kasusnya SUAP, yang merupakan induk korupsi. OTT bisa ungkap kasus korupsi secara telak, pelaku tidak bisa mengelak. SUAP pasti ada kepentingan di baliknya, bila di-OTT maka kerugian negara tidak terjadi,” terangnya.

Lebih lanjut, jika tidak ingin citra negara menjadi buruk karena OTT KPK, kata Novel, seharusnya para pejabat tak melakukan tindak korupsi.

“OTT bisa menyasar pejabat siapa saja, kalo sudah tertangkap sulit ‘ditolong/diselamatkan’. Karena penangkapan OTT persis saat berbuat, buktinya lengkap. Barangkali hal ini yang membuat banyak ‘calon koruptor’ takut. Mestinya tidak perlu takut, cukup jangan berbuat korupsi, tidak akan kena OTT,” tegasnya.

Ia pun meminta kepada lembaga pimpinan Firli Bahuri itu untuk memberikan sosialisasi tentang OTT, kepada seluruh pejabat negara, agar mereka memahami esensi OTT. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *