Lensa JogjaLensa Terkini

Relawan Amin Yogyakarta Luncurkan Visi Misi Bahasa Jawa

Setelah meluncurkan buku visi misi dan program kerja Amin atau Anies Baswedan Muhaimin Iskandar dalam bahasa Sunda, sejumlah relawan yang tergabung dalam AB Ningrat Yogyakarta meluncurkan buku visi misi amin dalam bahasa Jawa.

Penggagas AB Ningrat sekaligus salah satu budayawan Yogyakarta, Sigit Sugito, mengatakan peluncuran ini dilakukan guna lebih mendekatkan profil Amin kepada pemilih di tataran Jawa agar muda lebih dipahami.

“Target ini sebenarnya bagaimana kita ada komitmen dari pasangan Amin pada Bahasa Jawa atau culture Indonesia menjadi salah satu penguat yang diutarakan tadi bahwa bukan terjadi tapi ini negara bagian dari semua daerah itu untuk membentuk,” kata Sigit Sugito.

Dengan demikian, diharapkan khususnya masyarakat Jawa benar benar merasakan kedekatan hati dengan paslon urut satu. Paslon yang telah berjanji akan melaksanakan banyak program perubahan sosial maupun ekonomi kerakyatan. Serta berkomitmen mengembangkan budaya daerah yang ada di Indonesia ini.

Di sisi lain, pihaknya juga menyebutkan bahwa visi misi Amin dalam berbagai bahasa daerah ini merupakan bagian dari komunikasi politik kepada konstituen. Misalnya dalam konteks bahasa Jawa, ia menilai masih banyak yang belum memahami etika bernegara.

Karena itulah, Amin bertekad akan mengembalikan etika atau unggah ungguh dalam bertata negara tersebut.

Pada kesempatan yang sama, wakil deputi teritorial pemenangan timnas Amin, Iskandar Untoro Hariadi turut mengungkapkan dibanding dua capres cawapres lainnya, ia menilai pasangan Amin yang menjunjung tinggi etika.

Apalagi menurutnya saat Anies Baswedan berkunjung ke Yogyakarta. Ia meneladani sosok pemimpin Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai pribadi yang beretika, sopan, namun tetap tegas dan berani.

Maka, pihaknya bersama dengan seluruh relawan Amin Yogyakarta berharap dalam peluncuran buku ini seluruh masyarakat Jawa bisa menggunakannya untuk mengetahui etika yang benar.

“Jadi sebenarnya kepemimpinan yang berprinsip pada nilai itulah yang sesuai dengan budaya dan bangsa Indonesia. Sekaligus bisa menjawab problem-problem sosial ekonomi yang ada, dan mencerminkan keadilan jika memberikan keputusan,” ujar Iskandar Untoro Hariadi.

Empat Masalah yang Dihadapi Bangsa

Tidak hanya masalah etika, perwakilan timnas Amin itu juga menyayangkan empat masalah utama yang masih dihadapi oleh bangsa.

Yang pertama soal pendidikan, kedua soal pangan. Sebagaimana yang diketahui pada sektor pangan sendiri masih banyak yang diimpor. Karena itu, menurutnya sumber daya manusia harus semakin ditingkatkan, dengan demikian potensi pangan ini harus menjadi kewajiban pemerintah.

Ketiga adalah masalah kelangkaan energi ini dinilai sekitar 30 tahun atau 40 tahun ke depan akan terjadi transformasi di bidang energi. Misalnya energi yang tak terbarukan akan cepat habis seperti minyak hingga batu bara.

Sementara alam Indonesia banyak sekali sumber energi yang sifatnya terbarukan seperti angin, air dan panas bumi. Maka, pihaknya menekankan kepada seluruh pihak terkait untuk melakukan terobosan sehingga antara kebutuhan dan nilai ekonomi itu bisa sinkron.

Dengan demikian, bangsa menuju satu abad merdeka ini beralih dari energi yang terbatas menjadi ke sumber sumber oleh alam yang tidak merusak lingkungan.

Masalah keempat yakni climate change termasuk pemanasan global. Masalah ini sudah menjadi masalah dunia, sehingga pihaknya meminta semua kalangan turut serta merawat bumi. Salah satunya dengan cara mengurangi energi fosil yang menghasilkan polutan ke energi listrik.

Kunci empat permasalahan itu menurutnya di bidang pendidikan yang harus ditingkatkan agar menghasilkan anak bangsa yang unggul.

Penulis: Olivia Rianjani

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca : https://lensa44.com/jokowi-pro-paslon-lain/

Share