Lensa Terkini

Pukul Sopir Truk di Solo, Gibran Tindak Tegas Paspampres

Wali Kota Surakakarta, Gibran Rakabuming Raka, naik pitam usai mendapat laporan soal salah satu warganya, yang mengalami tindak kekerasan dari salah satu anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Diketahui, tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh Hari Misbah, anggota Paspampres, kepada seorang sopir truk, saat keduanya sama-sama melintas di Simpang Empat, Manahan, Solo, pada Kamis (11/8) lalu.

Hal tersebut pun lantas naik menjadi sebuah isu di Twitter dan langsung mendapat respon dari Gibran.

“Saya cari orangnya,” kata Gibran dalam cuitannya.

Esoknya pada Jumat (12/8), Misbah langsung mendatangi Balai Kota Solo dan menemui Gibran untuk menyampaikan permohonan maafnya.

 “Siap saya mengakui saya salah, saya minta maaf atas kesalahan saya dan tidak akan mengulangi kesalahan saya,”

Tak hanya kepada Gibran sebagai orang nomor satu di Surakarta, Misbah juga meminta maaf kepada sopir truk dan keluarganya, yang telah menjadi korban atas tindakannya.

Kemarahan Gibran tampak, saat Misbah akan menyampaikan permohonan maafnya. Gibran dengan marah langsung menarik dan membuang masker yang dikenakan oleh Misbah. Kemudian menunggui Misbah dari belakang sambil bersedekap.

Gibran pun mengaku malu, karena merasa gagal melindungi masyarakat sampai bisa terjadi pemukulan oleh anggota Paspampres.

“Tanggung jawab saya melindungi warga saya yang dipukul, CCTV sudah saya pegang. Jelas banget, kasar banget, kejadiannya di deket rumah saya. Bayangno, aku isin (malu) banget,” kata Gibran, dikutip pada Sabtu (13/8).

Menurut Gibran, seharusnya permasalahan ini masih belum selesai hanya dengan meminta maaf saja. Anggota paspampres itu meminta maaf karena tindakannya viral di sosial media. Gibran menilai, apabila tidak viral, dipastikan pelaku tidak akan meminta maaf.

Lebih lanjut, ia pun meminta kepada awak media, agar tak terlalu menyoroti sang korban. Gibran menyebut, korban merasa takut dan tertekan pasca menerima kekerasan dari anggota Paspampres.

“Jangan didatengi bapaknya, tadi merasa tertekan dan terintimidasi, wedi (takut) banget bapaknya, tugas saya untuk melindungi,” tambahnya.

Sebagai informasi, kronologi terjadinya penganiayaan anggota Paspampres Misbah kepada sopir truk di Solo, bermula saat sopir truk melaju ketika lampu lalu lintas berwarna hijau. Bersamaan dengan itu, mobil Misbah di lain sisi juga melaju menerobos lampu merah.

Akhirnya tabrakan antara keduanya pun tak bisa dihindari. Mobil yang dikendarai Misbah mengalami kerusakan pecah di bagian kaca depan, dan ia pun langsung memukul korban di pinggir jalan karena emosi.

Tak hanya memukuli, Misbah juga menyita SIM milik korban. Dalam pengakuannya, SIM tersebut akan memudahkan komunikasi antara pemilik rental dari mobil yang disewanya dengan korban.

“Waktu itu tdiak ada keperluan mendesak. Saya mengaku salah. SIM sudah dikembalikan tadi,” kata Misbah. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *