Lensa Terkini

Pesinauan Sekolah Ekobudaya Osing, Rumah Penguatan Jati Diri Anak-Anak Banyuwangi

Sekolah Ekobudaya Osing merupakan rumah kedua bagi anak-anak sekitar Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, sebagai tempat belajar dan bermain, sekaligus merawat budaya setempat sebagai penerus masyarakat suku Osing.

Lokasinya yang berada di tengah persawahan membuat siapa saja yang datang merasa nyaman. Kegiatan yang berlangsung di Sekolah Ekobudaya Osing itu diberi nama Pesinauan. Dalam Bahasa Jawa, ‘Sinau’ sendiri memiliki makna ‘belajar’.

Slamet Dihardjo, selaku pangarep atau Kepala Sekolah Pesinauan. mengatakan bahwa anak-anak sering datang ke sana untuk menghabiskan waktunya, terlebih saat pandemi Covid-19.

“Program sekolah adat ini ada sejak 2021, ketika pandemi melanda Indonesia. Dengan pembatasan sosial, anak-anak banyak menghabiskan waktunya di tempat ini. Namun, seiring dengan pelonggaran aktivitas sosial, tempat ini mulai sepi,” katanya, Kamis (20/10).

Wiwin Indiarti, Koordinator Litbang Pesinauan, menjelaskan bahwa Pesinauan didirikan sebagai bagian dari kerja-kerja pewarisan dan penguatan jati diri, pola pikir, cara hidup dan sistem pengetahuan masyarakat adat Osing utamanya pada generasi muda.

Pesinauan menjadi wahana pewarisan nilai-nilai kearifan lokal antargenerasi penerus dengan tetap mengikuti perkembangan zaman.

Harapannya, keberadaan pesinauan mampu meningkatkan kapabilitas masyarakat adat dalam mewujudkan masyarakat adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara budaya.

“Pesinauan ini memiliki kurikulum yang akan terus berkembang. Materi dan program belajar rutin diadakan setiap akhir pekan di Pesinauan. Kegiatan disusun dan ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum materi dan program belajar meliputi tema budaya, ekologi, kesehatan, ekonomi dan kewirausahaan, serta hukum dan advokasi,” terangnya.

Program yang sangat bagus ini kemudian mendapat dukungan dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia, melalui program Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan Sosial, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

Ketua Pengabdian Masyarakat, Dr. Herdis Herdiansyah, mengatakan bahwa sekolah adat semacam Pesinauan sangat bagus untuk dikembangkan sehingga terus ada. Menurutnya, Pesinauan mampu merawat budaya setempat dengan tetap mengikuti arus perkembangan zaman.

Selain itu, dukungan serupa juga datang dari Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno, dengan mengajak setidaknya 50 peserta yang terdiri dari guru dan siswa, untuk turut belajar di Sekolah Ekobudaya Osing ini.

Lebih lanjut, berangkat dari program sekolah adat ini, mereka pun berencana akan membawa kurikulum Pesinauan untuk diterapkan di sekolah di setiap jenjang pendidikan.

Kurikulum Pesinauan dinilai mampu menjadi motor penggerak, sementara sekolah formal menjadi kepanjangan tangan untuk bisa mengembangkan sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *