Peringatan Untuk Barat, Putin Ungkap Rusia Telah Kirim Senjata Nuklir ke Belarus
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Jumat (16/6), mengungkapkan pihaknya telah mengirim senjata nuklir ke sekutunya, Belarusia yang berbatasan dengan Ukraina. Hal ini ia lakukan sebagai peringatan bagi Barat bahwa hal yang mereka lakukan tidak dapat menimbulkan kekalahan di Rusia.
Melansir dari Reuters, Sabtu (17/6), saat forum ekonomi utama Rusia di St. Petersburg, Putin mengatakan meski senjata nuklir itu sudah dikirim ke sekutunya, ia menekankan untuk saat ini Rusia belum perlu menggunakan senjata tersebut.
“Pusat nuklir pertama dikirim ke wilayah Belarus. Tapi hanya yang pertama, bagian pertama. Tapi kami akan melakukan pekerjaan ini sepenuhnya pada akhir musim panas atau akhir tahun.” ungkap Putin.
“Senjata nuklir telah dibuat untuk memastikan keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia, tetapi kamiā¦ tidak perlu (untuk menggunakannya),” imbuhnya.
Sebelumnya, Putin mengumumkan rencana pengiriman senjata nuklir ke Belarus itu untuk pertamakalinya pada bulan Maret lalu. Hal itu merujuk pada penyebaran senjata semacam itu oleh Amerika Serikat (AS) di sejumlah negara Eropa selama beberapa dekade.
Sementara itu, pemimpin Belarusia, Alexander Lukashenko, telah mengizinkan wilayahnya yang berbatasan dengan Ukraina, Polandia dan Lithuania itu digunakan sebagai landasan peluncuran serangan Rusia ke Ukraina.
Lukashenko juga mengatakan, pada Selasa (13/6) malam waktu setempat, negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia itu. Senjata itu dikatakan tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada tahun 1945 silam.
Pengumuman dari Putin itu tentunya memicu kekhawatiran akan konflik nuklir. Pemerintahan AS pun mengutuk keputusan Putin tersebut. Namun, mereka mengatakan tidak berniat untuk menyesuaikan posisi nuklirnya saat ini. Hal ini dilakukan karena pihaknya belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia bersiap untuk menggunakan senjata tersebut.
Langkah Rusia itu sendiri masih tetap diawasi ketat oleh Washington dan sekutunya. Tiongkok pun ikut juga mengawasi dengan berulang kali memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. (SC/L44)