Lensa Jogja

Peringatan Hari Santri, PCNU Yogyakarta Gelar Kirab Seribu Santri

Masih dalam suasana Hari Santri Nasional, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Yogyakarta menggelar kirab 1000 santri dengan start dari Halaman Kantor DPRD DIY dan finish di Monumen Serangan Umum 1 Maret atau Nol KM, pada Minggu (6/11).

Sebanyak 1000 santri itu didatangkan dari 28 kontingen yang terdiri dari Pondok Pesantren, Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA), Madrasah Diniyah, Badan Otonom (BANOM) naungan PCNU Kota Yogyakarta, sekolah-sekolah di bawah naungan Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta serta sekolah-sekolah di bawah naungan PCNU Kota Yogyakarta.

Yazid Afandi, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa peringatan hari santri adalah sebuah upaya untuk memberikan kesadaran kepada Bangsa Indonesia pada umumnya dan kepada santri khususnya, bahwa santri memiliki peran sejarah yang luar biasa di negeri ini.

“Saat Indonesia mencari bentuk dasar negara bagi Negara Indonesia yang sangat plural ini, santri memberikan kontribusi pemikirannya yang cemerlang. Saat revolusi, gerakan besar-besaran mengusir Belanda yang menggandeng NICA muncul di Surabaya atas semangat para santri dalam mencintai dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Yazid.

Selain itu, Yazid pun menegaskan, santri tak melulu berkutat dengan agama semata. Melainkan juga berkontribusi dalam setiap lini kehidupan guna merawat kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Kita semua, (khususnya) Santri tentu mesti mensuriteladani itu dan menjadi ruh dalam berbangsa dan bernegara dalam menjaga keutuhan NKRI sampai kapanpun,” tambahnya.

Senada, Solihul Hadi, Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Nasional 2022, menjelaskan bahwa gelaran kirab 1000 santri dalam peringatan ini dinilai penting. Pasalnya, saat ini Islam mulai pecah dengan beredarnya paham-paham radikal di tengah masyarakat.

Sehingga, lanjutnya, penguatan kebangsaan harus terus dilakukan, salah satunya dengan menggelar kirab santri semacam ini.

“Karena acara kirab ini dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dan rasa cinta pada Yogyakarta,” imbuh Solihul. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *