HeadlineLensa Manca

Perbatasan Gaza Dibuka Kembali Saat Israel Siapkan Serangan Darat

Perbatasan antara Gaza dan Israel dibuka kembali saat pasukan Israel tengah mempersiapkan serangan darat. Sebelumnya, pemberlakuan blokade pada perbatasan ‘Rafah’ itu dilakukan oleh Israel ketika serangan Hamas memuncak pada (7/10) lalu.

Perbatasan itui jugalah yang menjadi jalur untuk memberikan bantuan internasional ke Gaza. Dengan ditutupnya perbatasan tersebut, berton-ton bantuan dari beberapa negara tertahan di Semenanjung Sinai Mesir selama berhari-hari, menunggu kesempatan yang aman untuk mengirimkan bantuan itu.

Melansir dari Reuters, Senin (16/10) Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan penyeberangan ‘Rafah’ akan dibuka kembali. Pihaknya bersama PBB dan negara-negara lain juga berniat menyalurkan bantuan kepada korban perang di tanah itu.

“Rafah akan dibuka kembali. Kami bersama-sama dengan PBB, Mesir, Israel, dan negara-negara lain sedang menyusun sebuah mekanisme untuk menyalurkan bantuan dan menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkannya,” kata Antony Blinken.

Menurut laporan dari NBC News, seorang pejabat Palestina mengatakan penyeberangan perbatasan Rafah itu dibuka kembali pada pukul 09.00 pagi waktu setempat, Senin (16/10).

Sementara itu, sebelumnya Israel menginstruksikan warga sipil Gaza di Palestina untuk mengungsi ke wilayah selatan sebelum mereka melancarkan serangan darat. Pihak militer Israel juga telah mengerahkan tank-tank-nya di perbatasan Gaza sebagai persiapan serangan darat.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Minggu (15/10) kemarin, juga menegaskan pihaknya siap menghancurkan Hamas.

“Hamas mengira kami akan dibongkar. Kamilah yang akan menghancurkan Hamas,” katanya.

Di sisi lain, Iran memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Jalur Gaza dapat memperluas cakupan konflik di wilayah lain di Timur Tengah. Hossein Amirabdollahian, Menteri Luar Negeri Iran pun mengatakan pihak-pihak lain di kawasan itu siap mengambil tindakan jika hal itu terjadi.

“Jika agresi Zionis (Israel) memutuskan untuk memasuki Gaza, para pemimpin lawan akan mengubahnya menjadi kuburan,” kata Hossein Amirabdollahian.

PBB memperkirakan hampir setengah dari populasi di Gaza yang sekitar satu juta orang, terpaksa meninggalkan rumah mereka ketika militer Israel bersiap untuk melakukan invansi darat.

Mengutip laporan dari Aljazeera, kelompok bersenjata Palestina, Hamas, melancarkan serangan terbesarnya di wilayah Israel, pada (7/10) lalu, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 2.670 orang, dan melukai hampir 10.000 orang lainnya di Gaza.

Hal ini juga menjadi peperangan dengan krisis kemanusiaan sangat parah yang sedang terjadi.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *