Nissan Mengatakan Telah Membuat Terobosan Mesin Yang Mengurangi Emisi CO2
Nissan mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya telah mencapai terobosan dalam mencapai efisiensi termal 50% dengan teknologi hibrida e-POWER yang sedang dikembangkan, yang dapat mengarah pada pengurangan emisi karbon dioksida mobil.
“Pendekatan terbaru Nissan untuk pengembangan mesin telah meningkatkan standar ke level terdepan di dunia, mempercepat melewati kisaran rata-rata industri otomotif saat ini efisiensi termal 40%, sehingga memungkinkan untuk lebih mengurangi emisi karbon dari kendaraan,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Nissan tidak mengungkapkan kapan teknologi e-POWER dengan efisiensi termal 50% akan diluncurkan.
Toshihiro Hirai, wakil presiden senior dari powertrain dan divisi teknik kendaran listrik di Nissan, mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu bahwa pabrikan mobil tersebut memaksimalkan efisiensi termal e-POWER untuk mengurangi emisi karbon dioksida saat mengemudi.
E-POWER pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 2016, menggunakan mesin bensin untuk mengisi baterai yang menggerakkan kendaraan.
“Butuh waktu 50 tahun untuk meningkatkan efisiensi termal (mesin konvensional) dari 30% menjadi 40%,” kata Hirai.
“Tapi dengan e-POWER, kami bisa meningkatkannya menjadi 50% dalam beberapa tahun. Itu telah menjadi target komunitas teknik,” katanya, menggambarkan level itu sebagai “tujuan akhir yang menantang”.
Untuk mencapai hal ini, Nissan memperkuat aliran gas dalam silinder dan pengapian, yang membakar campuran udara-bahan bakar yang lebih encer pada rasio kompresi tinggi.
“Tanpa membangun teknologi fundamental ini, kami tidak dapat mencapai netralitas karbon,” kata Hirai.
Produsen mobil itu mengatakan pada bulan lalu bahwa semua model barunya di pasar utama akan dialiri listrik pada awal 2030-an untuk mencapai netralitas karbon pada 2050. Nissan juga mengatakan mengharapkan penjualan lebih dari satu juta kendaraan listrik per tahun pada akhir tahun fiskal 2023.
(sumber : reuters)
