Menteri Olimpiade Jepang Hashimoto Menerima Peran Sebagai Kepala Tokyo 2020: Kyodo
Dilansir dari media Kyodo, Menteri Olimpiade Jepang, Seiko Hashimoto berniat menerima pekerjaan sebagai kepala Tokyo 2020, panitia penyelenggara pertandingan di Jepang, menggantikan Yoshiro Mori, yang mengundurkan diri setelah membuat pernyataan seksis.
Mori mengundurkan diri sebagai presiden komite pekan lalu setelah mengatakan wanita terlalu banyak bicara, pukulan baru bagi Olimpiade, yang sudah dirusak oleh penundaan setahun yang belum pernah terjadi sebelumnya karena pandemi virus corona, dan oposisi publik yang kuat.
Panitia seleksi mulai bertemu pada hari Selasa untuk memilih penerus Mori, dengan kriteria yang mencakup pemahaman mendalam tentang kesetaraan dan keragaman gender, dan kemampuan untuk mencapai nilai-nilai itu selama Olimpiade.
Lahir beberapa hari sebelum Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas 1964, Hashimoto mengambil bagian dalam empat Olimpiade Musim Dingin sebagai speed skater dan tiga Olimpiade Musim Panas sebagai pengendara sepeda.
Seorang anggota parlemen di partai yang berkuasa di Jepang, Hashimoto, 56, telah menjabat sebagai menteri Olimpiade, merangkap sebagai menteri pemberdayaan perempuan, sejak 2019.
Hashimoto mengatakan kepada wartawan Rabu malam bahwa dia tidak punya apa-apa untuk dikatakan.
Hashimoto mungkin akan digantikan sebagai menteri Olimpiade oleh Tamayo Marukawa, 50, mantan penyiar televisi yang terpilih menjadi anggota majelis tinggi parlemen sebagai anggota partai yang berkuasa pada 2007 dan sebelumnya menjabat sebagai menteri Olimpiade selama sekitar satu tahun, kata koran harian Mainichi.
Mori, 83 dan mantan perdana menteri, mengundurkan diri Jumat lalu setelah menimbulkan protes dengan mengatakan dalam pertemuan komite Olimpiade bahwa wanita terlalu banyak bicara. Dia awalnya menentang seruan untuk mundur.
Komite Olimpiade Internasional mengatakan pada saat itu berdedikasi seperti biasa untuk mengadakan Olimpiade dan akan bekerja sama dengan penerus Mori.
Olimpiade akan dimulai pada 23 Juli meskipun jajak pendapat berulang kali menunjukkan bahwa sebagian besar warga menentang untuk mengadakannya tahun ini karena pandemi.
