Lensa Kuliner

Mengenal Nasi Cadong, Makanan Khas Penjara Indonesia

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata penjara? Di film-film, penjara digambarkan dengan sepetak ruangan dengan jeruji besi, yang gelap dan sempit. Selain itu, tempatnya pun juga lembap karena minim ventilasi udara.

Selain itu, penggambaran itu juga mengiring kita untuk bertanya, seperti apa makanan di penjara? Menu apa yang diberikan oleh pengelola lapas kepada narapidana? Apakah seenak makanan di rumah?

Dirangkum dari berbagai sumber, para penghuni lapas di Indonesia setiap harinya diberi makanan yang disebut dengan nasi cadong.

Nasi cadong adalah seporsi makanan sederhana ala Indonesia pada umumnya, yakni nasi dan beberapa lauk-pauk yang menemani. Namun, tentu saja rasanya tidak seenak makanan di rumah atau warteg.

Nasi cadong bertekstur pera, beras yang digunakan pun disinyalir tak sama dengan beras yang dikonsumsi masyarakat.

Sementara untuk lauknya, tak berbeda dengan masakan rumahan, seperti tempe goreng, tahu goreng, sayur dan daging. Semua komponen itu tersaji dalam satu porsi, dengan rasa yang tidak terlalu enak.

Seporsi nasi cadong yang komplit itu, tidak dirasakan oleh narapidana di semua lapas di Indonesia. Beberapa lapas juga ada yang menggilir lauk setiap harinya, seperti hanya nasi dan telur atau nasi dan tempe saja, dan lain-lain.

Di beberapa lapas, makanan khas penjara ini diberikan sebanyak dua kali, pagi dan sore. Namun, ada juga diberikan secara lengkap, yakni pagi, siang dan sore.

Dalam satu waktu makan, dikatakan bahwa nasi cadong disajikan dengan porsi yang terbilang sedikit, sehingga tak cukup memuaskan rasa lapar. Tak heran, banyak mantan narapidana yang menjadi kurus setelah keluar dari penjara.

Biasanya, di dalam lapas tersebut juga disediakan sebuah kantin narapidana. Para narapidana yang enggan makan menu pas-pasan itu, akan memilih untuk membeli makanan di kantin lapas. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *