Lensa Terkini

Mengenal Brain Fog, Dampak Lanjutan Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Sejumlah penyintas Covid-19 kerap mengeluhkan kesulitan berkonsentrasi dan mudah lupa setelah sembuh dari infeksinya. Penurunan kemampuan otak dan memori ini tentunya mengganggu aktivitas kita sehari-hari, bahkan kita menjadi mudah marah, lelah dan terkuras emosionalnya karena mengalami gejala tersebut.

Berbagai keluhan tersebut bisa saja merupakan gejala long covid yang disebut dengan brain fog alias kabut otak. Secara sederhana, brain fog adalah kondisi saat seseorang mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti sulit konsentrasi, sering lupa, hingga sulit mengambil keputusan.

Sensasinya mirip seperti ketika kita mengalami jet-lagged atau kelelahan setelah begadang semalaman. Namun brain fog terjadi selama berkepanjangan.

Dilansir dari berbagai sumber, Dokter Spesialis Syaraf Yuda Turana mengatakan, bahwa brain fog dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari faktor risiko penyakit bawaan, infeksi Covid-19, hingga perubahan status mental atau delirium saat perawatan di rumah sakit.

“Virus Covid-19 dapat secara langsung menginfeksi ke otak penyintas maupun secara tidak langsung karena faktor penyakit kormobid,” kata Yuda Turana.

Meski demikian, James Giordano, profesor neurologi dan biokimia di Georgetown University Medical Center, AS mengatakan brain fog tidak dialami oleh semua penyintas Covid-19. Selain itu, efek yang terjadi pada penyintas Covid-19 juga berbeda-beda pada setiap orang.

Brain fog biasanya sembuh ketika infeksinya sembuh. Namun Covid-19 menyebabkan efek peradangannya bertahan lebih lama dan intens. Dalam beberapa kasus, kabut otak pada penyintas Covid-19 bisa bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

“Brain fog yang dialami orang dengan Covid-19 yang lama kemungkinan besar merupakan akibat dari efek peradangan langsung dan tidak langsung pada otak,” kata Giordano.

Untuk mencegah brain fog, kombinasi olahraga fisik, stimulasi mental misalnya dengan memperbanyak berita positif, dan aktivitas sosial harus terus dilakukan. Tak hanya itu, menjaga protokol kesehatan harus tetap diutamakan agar tidak terinfeksi Covid-19. (YM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *