Lensa Lifestyle

Mengenal Apa Itu Flexing, Perilaku Pamer yang Marak di Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu wadah untuk saling bertukar informasi. Namun, akhir-akhir ini yang menjadi sorotan adalah maraknya tren flexing di media sosial yang dilakukan oleh para artis maupun influencer.

Flexing sendiri secara harfiah memiliki arti ‘pamer’. Kata ini sering digunakan oleh generasi Z untuk mendefinisikan seseorang yang senang memamerkan kekayaannya pada orang lain. Tidak hanya melulu memamerkan kekayaan saja, tapi orang-orang yang memamerkan pencapaian secara berlebihan juga termasuk flexing.

Fenomena flexing atau perilaku pamer ini semakin marak terjadi di media sosial belakangan ini. Sebenarnya, sejak dulu sudah banyak orang yang suka memperlihatkan gaya hidupnya yang mewah dengan berbagai tujuan.

Orang-orang yang melakukan flexing ini selalu dianggap negatif, pasalnya mereka dianggap pamer dan sombong. Beberapa orang juga menganggap mereka yang melakukan flexing hanya butuh validasi atas pencapaiannya dari orang-orang lain.

Di sisi lain, flexing ini juga merupakan salah satu bentuk gambaran bahwa seseorang tersebut mampu dan juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri atas apa yang dia punya.

Selain pamer secara langsung, ada juga flexing yang dilakukan dengan “halus”, seperi pura-pura memberikan edukasi dan informasi tetapi aslinya sedang pamer harta.

Namun, ada juga flexing yang dijadikan sebagai ajang mencari penghasilan. Seperti halnya konten-konten yang ada di media sosial yang bertajuk “How much I spend in a day” ataupun wawancara singkat soal harga outfit. Tayangan seperti itu sering ramai penonton, sehingga sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk melakukan kegiatan marketing hingga endorsement tipis-tipis.

Tidak hanya itu, ajang flexing ini juga kadang hanya rekayasa semata. Di mana uang atau kekayaan yang ditampilkan sebenarnya bukan milik pribadi melainkan milik orang lain. Misalnya, rumah besar, hingga mobil mewah yang dipamerkan bisa saja milik majikan, saudara atau bahkan hasil dari manipulasi digital.

Terlepas dari kesan bahagia yang selalu ditampilkan, tindakan flexing ini nyatanya bisa membawa banyak kerugian yang tidak disadari, baik oleh pelaku maupun audien itu sendiri, seperti munculnya rasa gengsi, iri, dengki, insecure, dan lain sebagainya.

Dengan itu, bagi kita yang tidak ingin terkena dampak buruk dari flexing tersebut harus lebih berhati-hati untuk menyikapi orang-orang yang melakukan flexing. Entah dengan cara bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki maupun dengan tidak terpengaruh ataupun terpancing dengan konten-konten ajang pamer tersebut.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

3 thoughts on “Mengenal Apa Itu Flexing, Perilaku Pamer yang Marak di Media Sosial

  • Wow, wonderful blog structure! How long have you been running a blog for?
    you made running a blog glance easy. The full look
    of your website is excellent, let alone the content!
    You can see similar here najlepszy sklep

  • Everything is very open with a really clear description of the issues.

    It was definitely informative. Your site is very helpful. Many thanks for sharing!
    I saw similar here: E-commerce

  • Hi! Do you know if they make any plugins to assist with SEO?
    I’m trying to get my blog to rank for some targeted keywords but I’m not seeing very good gains.
    If you know of any please share. Cheers! I saw similar art here: Auto Approve List

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *