Lensa Lifestyle

Lima Hal yang Tidak Akan Dilakukan Orang dengan Konsep Frugal

Sebelum bahas lebih dalam, satu yang perlu digarisbawahi: frugal tidak sama dengan pelit.

Frugal bukan enggan mengeluarkan uang, frugal lebih ke mengeluarkan uang dengan sadar dan dengan maksud yang jelas dan sangat beralasan.

Tahukah mengapa orang frugal selalu kelihatan banyak uang?

Ini karena mereka sangat tahu uang yang mereka peroleh dengan susah payah adalah modal yang sangat berharga dan kuat, dan mereka tidak mau menyia-nyiakannya.

Jika Anda ingin memperoleh manfaat yang sama, Anda perlu meniru perilaku yang sama. Kadang ini tentang apa yang seharusnya Anda lakukan dan kadang kala ini tentang apa yang seharusnya tidak Anda lakukan.

Utang

Ketika Anda pinjam uang, Anda mengeluarkan uang untuk mendapatkan kemudahan mendapatkan uang secara instan. Selain biaya administrasi yang harus dibayarkan juga ada bunga dan bunga akan bertambah sangat cepat.

Bunga pinjaman menyedot keuangan bulanan Anda jika Anda bergaji bulanan. Di sana juga ada biaya psikologis.

Ketika kewajiban keuangan menggunung membatasi kebebasan Anda, mudah sekali membuat Anda merasa tidak berdaya.

Satu hal paling buruk mengenai utang, sering sekali kita mengandalkannya untuk membeli barang yang tidak terlalu kita butuhkan.

Hampir selalu, sensasi membeli barang baru hilang begitu cepat. Tetapi, utang nyangkut berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Belum lagi, ujung-ujungnya kita berpikir untuk apa sebenarnya membeli barang ini lalu menyesalinya.

Kaum frugal tidak menggunakan uang mereka untuk membeli utang, mereka menyimpan uang mereka sehingga ketika mereka memerlukan sesuatu, mereka punya uang.

Dengan begitu, mereka tidak membayar lebih dari yang seharusnya dan mereka tidak terikat angsuran.

Bayangkan kebebasan yang Anda peroleh jika Anda tidak memiliki utang.

Membeli barang yang tidak dianggarkan

Kaum frugal meluangkan waktu untuk membuat rencana anggaran dan mereka disiplin mengikutinya.

Rencana anggaran ini memprioritaskan pengeluaran mereka untuk hal-hal yang sangat perlu saja.

Contohnya, jika anggaran belanja untuk pakaian bulan ini 300K, kaum frugal tidak akan tertarik untuk membeli jaket seharga 700K dan didiskon menjadi 400K. Kalau mereka perlu jaket, jaket pasti sudah ada di daftar anggaran mereka.

Karena tidak ada dalam anggaran, jadi obral lewat saja. Sesimpel itu.

Ingat, jika Anda membeli jaket itu, Anda tidak hemat 300K, tetapi Anda membelanjakan 400K.

Tentu saja, itu berarti pengeluaran tak terduga muncul.

Ketika kita terbiasa dengan membuat rencana anggaran dan menelusuri pengeluaran kita, tidak ada itu yang namanya pengeluaran tak terduga.

Kaum frugal memiliki dana jaga-jaga. Mereka memiliki anggaran untuk hal-hal seperti itu.

Cobalah membuat rencana anggaran – Anda akan terkejut dengan betapa mudahnya mengatur keuangan Anda,

Penggunaan Kantong Sekali Pakai

Kaum frugal tidak membuang-buang uang, dan apapun yang sekali pakai adalah pemborosan tingkat tinggi.

Belanja sekaligus banyak dan disiapkan untuk berbagai macam masakan untuk beberapa hari adalah konsep yang sangat frugal. Namun, pemakaian plastik dengan zip lock untuk menyimpannya adalah pemborosan karena plastik dengan zip lock harganya mahal. Membungkusnya dengan kantong plastik biasa juga tidak ramah lingkungan.

Sebagai gantinya, gunakan kontainer-kontainer plastik khusus makanan yang bisa dipakai ulang. Selain ramah lingkungan, hemat dalam jangka panjang dan kulkas/lemari pun akan terlihat rapi.

Produk Berkualitas Rendah

Kalau sudah bersinggungan dengan kualitas, kaum frugal sangat memegang pepatah ada harga ada rupa.

Mereka jelas akan melewatkan barang murahan, kualitas redah dan memilih produk yang dibuat untuk pemakaian lama.

Meski mahal, tapi membeli barang murahan akhirnya malah jatuh lebih mahal daripada produk dengan kualitas bagus yang tidak perlu harus diganti dalam waktu dekat.

Carilah produk berkualitas dengan harga yang wajar dan jangan lupa merencanakan anggarannya.

Menimbun Barang

Menimbun barang adalah masalah dengan berbagai alasan.

Alasan pertama adalah kepraktisan. Dengan menimbun banyak barang, kita akan kesulitan mencari barang tertentu saat kita perlu. Apalagi jika saking banyaknya membuat penyimpanannya tidak rapi. Selain bikin kesal juga jadi tidak efisien.

Kedua adalah psikologis. Rumah yang berantakan membuat penghuninya sulit relaks.

Satu sisi positif menghindari barang kualitas rendah adalah kecenderungan kita menimbun barang jadi kecil.

Ketika kita membeli barang berkualitas bagus yang akan menambahkan nilai ke hidup kita, kita tidak akan menimbun barang yang tidak jelas kegunaannya hanya karena sedang obral.

Hanya saja, meski kita hanya fokus pada produk berkualitas, kita tidak akan terbebas dari godaan belanja berlebihan.

Taktik pemasaran membuat kita berhadapan dengan barang-barang yang menggoda iman di setiap sudut lorong toko yang kita kunjungi.

Namun, kaum frugal menghindari dorongan belanja seperti itu. Mereka hanya membeli barang yang ada maksud dan tujuannya.

Kesannya jadi terlalu kaku mengedepankan asas manfaat ya? Coba kita lihat dari sisi ini.

Ketika sesuatu memberikan manfaat, membuat hidup kita lebih baik, lebih mudah dan lebih efisien – atau hanya sekedar membuat kita senang. Itu adalah buah dari investasi waktu dan uang kita.

Suatu saat, ketika Anda akan mengeluarkan uang yang Anda peroleh dengan susah payah, tanyalah pada diri Anda, apa sih tujuan Anda membeli barang ini? Apakah akan meningkatkan kualitas hidup?

Kalau Anda kesulitan menjawabnya, hentikan laju troli belanja Anda kuat-kuat dan kembalikan barang itu ke raknya lalu lihat apa yang Anda rasakan seminggu kemudian. Bisa jadi Anda sadar, Anda tidak terlalu memerlukan barang itu.

Penulis: Ara

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Sandra Parsons. 2002. 5 Things Frugal People Never Buy. Diakses pada 27 November 2023 dari https://budgetingcouple.com>Money

Share

One thought on “Lima Hal yang Tidak Akan Dilakukan Orang dengan Konsep Frugal

Comments are closed.