Lensa Terkini

LAPAN Ungkap Bakal Ada Fenomena Alam Langka di Pertengahan Tahun Ini

Halo sahabat lensa, dalam waktu dekat ini akan ada fenomena langit langka yang terjadi 9 tahun sekali. Fenomena langka tersebut adalah bulan baru mikro yang diapit dengan dua peristiwa supermoon.

Mengutip langsung dari akun twitter resmi @lapan_ri, Senin (13/6) bahwa mulai tanggal 14 Juni – 14 Juli mendatang, akan ada dua kali supermoon yang berdekatan terjadinya di antara bulan baru mikro.

“Tahukah Sobat? Mulai 14 Juni hingga 14 Juli mendatang, akan terjadi tiga fenomena yang cukup langka, yakni Purnama Stroberi Super, Bulan Baru Stroberi Mikro dan Purnama Rusa Super,” tulis LAPAN

Purnama Stroberi (Full Strawberry Moon) adalah purnama yang akan terjadi di bulan Juni, sedangkan purnama rusa (Full Bock Moon) adalan purnama yang akan terjadi di bulan Juli.

Peneliti di Pusat Riset dan Antariksa LAPAN Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin, menjelaskan bahwa penamaan ini muncul karena buah stroberi dipanen di bulan Juni, sementara rusa jantan muda mulai tumbuh tanduk di bulan Juli.

Keistimewaan fenomena ini, yaitu purnama stroberi dan purnama rusa bertepatan dengan bulan purnama super (Full Supermoon), sedangkan bulan baru stroberi bertepatan dengan bulan mikro (New Micro).

“Bahkan (istimewanya lagi) Bulan Baru Mikro kali ini diapit oleh dua Bulan Purnama Super (Supermoon) yang terjadi pada dua bulan berturut-turut,” kata Andi.

Fenomena Bulan Baru Mikro yang diapit oleh dua kali Supermoon berturut-turut ini, hanya terjadi sembilan tahun sekali, di mana terakhir kali terjadi pada tahun 2004 dan 2013 lalu. Dengan begitu, setelah terjadi pada periode Juni-Juli tahun 2022 ini, berikutnya fenomena langka Bulan Baru Mikro diapit dua Supermoon ini akan terjadi kembali pada tahun 2031 dan 2040.

Dampak dari fenomena ini, seperti halnya dengan fase purnama ataupun fase bulan baru pada umumnya. Fenomena ini dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasang laut di hari-hari biasanya.

“Dengan demikian, perlu diwaspadai pasang laut tertinggi pada tanggal 14 Juni dan 14 Juli, dan diimbau bagi sobat yang berprofesi sebagai nelayan untuk tidak melaut di antara 2 hari sebelum dan 2 hari setelah fenomena ini, yakni antar 12-16 juni dan 12-16 Juli mendatang.” imbau Andi.

Untuk menyaksikan fenomena astronomis ini, sahabat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit dan terbenamnya bulan di waktu terbit dan terbenamnya bulan, pada tanggal yang sudah ditentukan.

Sahabat tidak perlu perlu menggunakan alat bantu optik untuk melihat fenomena ini. Kecuali jika sahabat ingin mengabadikan fenomena ini dalam bentuk foto atau video, sahabat dapat menggunakan teleskop yang terhubung dengan kamera ponsel ataupun komputer. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *