Kuota Haji Lebih Sedikit dari Perkiraan, Kemenag Upayakan Kembali Normal
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Hilman Latief, menyebut bahwa kuota jamaah haji yang ditentukan oleh Arab Saudi untuk Indonesia, yakni 100.051 jamaah, tidak sesuai perkiraan.
Ia mengaku, bersama DPR RI telah memperkirakan bahwa kuota untuk Indonesia bisa lebih banyak dari itu. Kendati demikian, pihaknya tak ingin mempersoalkan hal tersebut.
“Namun kami tetap syukuri, tahun ini ada jemaah haji Indonesia yang bisa diberangkatkan ke tanah suci untuk ibadah haji,” kata Hilman dalam keterangan tertulisnya, dikutip pada Kamis (5/5).
Hilman meneruskan, pihaknya akan terus berupaya agar Indonesia bisa mendapat kuota lebih banyak untuk tahun ke depannya. Untuk itu, diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik dengan berbagai stakeholder terkait.
“Komunikasi dan koordinasi dengan mitra kita di luar negeri terus berlanjut, baik dengan muassasah, syarikah maupun pemerintah di Saudi, sembari kita mematangkan persiapan layanan jemaah Indonesia. Semoga kondisi segera normal sehingga tahun depan kuota haji juga kembali normal, baik reguler maupun haji khusus,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Arab Saudi telah membuka pintu bagi 1 juta jamaah haji dan umroh untuk seluruh dunia, sementara Indonesia mendapat jatah sebanyak 100.051 jamaah. Angka tersebut juga telah dibagi dua, yakni 92.825 jamaah reguler dan 7.226 jamaah khusus.
Penetapan pembagian jamaah tersebut, kata Hilman, ditetapkan langsung oleh pihak Arab Saudi. Sehingga Indonesia sebagai mitra, tak bisa bernegosiasi terkait penambahan jumlah kuota.
“Pemberian kuota haji tahun 1443 H/2022 M tidak dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu melalui penandatangan MoU antardua negara yang diwakilkan oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dan Menteri Agama RI. Namun, kuota diberikan secara langsung oleh Pemerintah Arab Saudi melalui e-Haj,” jelasnya. (AKM/L44)
