Ketua CCIC Polri Minta Apresiasi, Rieswin: Sebelah Mana yang Bisa Diapresiasi?
Yunus Saputra, Ketua Analisis CCIC Polri, menjadi sasaran warganet usai menanggapi cuitan seorang warganet yang membandingkan polisi dengan satpam BCA. Yunus menilai apa yang ditulis oleh akun @fchkautsar bukanlah sebuah kritikan, namun penghinaan.
“Kritik dan penghinaan jelas jauh beda. Terlepas kamu bisa bebas menghina di Twitter, untuk tujuan yang konstruktif mari mengkritik saja. Tidak ada toleransi untuk ancaman kekerasan ya.. Kita bersama punya tanggung jawab untuk buat ruang siber aman & nyaman.” Kata Yunus, dikutip dari akun twitternya, Senin (18/10).
Masih berlanjut, Yunus lantas mencuit tentang bagaimana cara memberikan kritik yang benar, disertai dengan apresiasi yang seharusnya juga perlu diberikan.
Harapan apresiasi yang disampaikan Yunus, justru mendapat jawaban lain dari Rieswin, mantan penyelidik KPK. Mengutip cuitannya, Rieswin menyebut bahwa satpam BCA jauh lebih pantas menerima segala bentuk apresisasi daripada sikap arogan anggota polisi.
“Sebelah mana yang bisa diapresiasi? Kalo satpam BCA banyak banget yang bisa diapresiasi. Perlu ‘dibantu’ nih ndan awoakwoakwoawkaowakwo.” Tulis Rieswin.
Tak berhenti sampai di situ, Rieswin kemudian menyebut satu per satu apa-apa yang biasa dilakukan oleh anggota polisi, yang dianggapnya perlu diberi ‘apresiasi’.
“Terima kasih dan proficiat sudah membanting mahasiswa, terima kasih sudah menghilangkan nyawa 5 mahasiswa dalam aksi damai #ReformasiDiKorupsi, terima kasih sudah suka membantu di jalan agar tak sidang tilang.”
“Terima kasih sudah ngetikin surat tanda laporan kehilangan pas aku kehilangan dompet, aku bahagia banget dimintain ‘biaya administrasi’ 50 ribu karena dompet hilang, jadinya harus minjem sama teman dulu dech.” Sambungnya.
Menyebut nama aktivis Dandhy Laksono dan Ananda Badudu, Rieswin kembali menyampaikan terima kasihnya, karena kepolisian telah menangkap mereka dan orang-orang yang dianggap berbeda pendapat dengan dalih UU ITE. (AKM/L44)
