Lensa JogjaLensa Wisata

‘Kencan Nonton Wayang’, TBY Pamerkan 60 Karya Perupa Lintas Generasi

Taman Budaya Yogyakarta (TBY) tengah menggelar pameran seni rupa yang menyuguhkan puluhan karya perupa lintas generasi, dari perupa tahun 1970 hingga perupa tahun 2000-an.

Pameran bertajuk ‘Kencan Nonton Wayang’ ini, akan berlangsung selama sepekan mulai dari 24 Mei hingga 31 Mei 2023 mendatang. Ragam karya seni rupa ini dapat dikunjungi wisatawan mulai pukul 10.00–20.00 WIB.

Pameran seni rupa ini dibagi menjadi tiga zonasi, yakni Para Maestro, Para Penerus dan Para Penghuni Kepingan Zaman.

Adapun beberapa perupa lintas generasi yang dipamerkan karyanya dalam ajang ini, di antaranya Aming Prayitno, Amri Yahya, Askabul, Bagong Kussudiarjo, Djakaria Suriakusumah, Dyan Anggraini Rais, Eddy Sulistyo, Edhi Sunarso, Entang Wiharso, Fadjar Sidik, Genthong HSA., H. Harjiman, H. Widayat, Herry Wibowo, Ida Hadjar, I Made Wiradana dan I Made ‘Toris’ Mahendra.

Kemudian ada pula Kelompok SR. Jendela terdiri dari Jumaldi Alfi, Rudi Mantofani, Yunizar, Yusra Martunus, Handiwirman, R.M. Djajengasmoro, Rais Rayan, Rusli, Saptoto, Soetopo, Subroto SM., Sulebar M. Soekarman, Suwaji, Syahrizal Pahlevi, Ugo Untoro, Yon Indra, Z. Teguh Suwarto dan perupa lainnya

Mikke Susanto, salah satu tim kurator, menjelaskan bahwa pameran seni rupa semacam ini seharusnya bisa digelar secara rutin setiap tahun. Tentunya, untuk memberikan pengetahuan tentang perkembangan seni rupa dari masa ke masa.

“Saya membayangkan di masa mendatang TBY bisa menyediakan karya-karya seni sebagai bagian dari edukasi publik yang lebih luas. Bukan saja DIY yang mendapatkan imbas dari koleksi ini tetapi seluruh dunia bisa melihat karya-karya ini sebagai bagian dari kebudayaan global,” kata Mikke, dilansir dari laman resmi Pemda DIY, Jumat (26/5).

Selain itu, Mikke mengusulkan kepada Pemda DIY agar memberikan sebagian Dana Keistimewaan (danais) Yogyakarta untuk kegiatan pameran seni budaya rutin.

Menurutnya, dengan ragam dan kayanya seni di Indonesia, khususnya DIY, pemerintah perlu mendirikan museum seni khusus.

“Kami menyadari rangkaian sejarah itu tidak cukup lengkap sehingga kami mengupayakan agar pameran ini bisa menjadi pemantik munculnya museum seni rupa di DIY. Ini cita-cita kita semua karena DIY (yang) dinilai sebagai salah satu pusat seni rupa di Indonesia maupun di Asia Tenggara belum memiliki museum,” jelasnya.

Selebihnya, Mikke berharap Pemda DIY bisa mengumpulkan seluruh koleksi seni rupa yang ada di Yogyakarta untuk kemudian dipamerkan.

TBY sendiri di bawah naungan Dinas Kebudayaan DIY, telah  mengoleksi karya seni rupa yang bertujuan untuk mewujudkan galeri seni rupa. Karya-karya yang dikoleksi diperoleh melalui pembelian dan pemberian (hibah) sejumlah perupa. Sampai saat ini telah terdapat lebih dari 100 karya seni berupa lukisan, grafis, kriya dan patung yang dikoleksi TBY. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *