Mengenal Apa Itu Up Selling, yang Viral Gara-gara Pembeli J.CO
Belakangan ini kata ‘Up Selling’ menjadi populer setelah seorang pembeli J.CO mendadak viral karena curhatannya yang terkena metode penjualan yang memaksa.
Melalui akun TikToknya, netizen tersebut menceritakan bahwa ia sebenarnya hanya berniat membeli satu lusin donat saja, tetapi saat di kasir ia harus membayar lebih untuk harga paket donat dan pastry.
Netizen itu mengira bahwa tawaran yang ditawarkan oleh penjual itu bonus karena tidak diinformasikan adanya biaya tambahan sebelumnya. Dari sinilah netizen lain juga mengaku sebagai korban praktik up selling yang tidak transparan.
Teknik ini juga ternyata kerap dilakukan oleh Starbucks. Biasanya, barista akan menawarkan additional milk kepada pembeli, tanpa diketahui ternyata perbedaan merek dan jenis susu yang digunakan itu berpengaruh pada harga minuman.
Dua teknik yang dilakukan oleh J.CO dan Starbucks itu termasuk dalam merode up selling.
Up Selling sendiri adalah salah satu metode penjualan yang dilakukan oleh penjual untuk menarik daya beli konsumen.
Biasanya pelayan atau pegawai akan menawarkan harga paket atau tambahan item yang membuat kita memilih produk yang lebih besar atau lebih mahal.
Misalnya, jika seseorang sedang membeli ponsel, penjual dapat menawarkan paket dengan layanan yang lebih baik atau ponsel dengan fitur yang lebih lengkap tetapi dengan harga yang lebih mahal.
Tujuan dari up selling adalah untuk meningkatkan nilai penjualan dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Up selling ini juga penting bagi sebuah bisnis karena merupakan salah satu teknik penjualan yang penting karena dapat memberikan manfaat yang signifikan. Seperti, meningkatkan nilai penjualan, keuntungan perusahaan, dan kepuasan pelanggan.
Namun, yang jadi permasalahan di awal tadi adalah metode up selling ini tidak disampaikan secara transparan. Seharusnya penjual tidak memaksa pembeli untuk menerima tawaran up selling tersebut karena hal tersebut adalah opsional atau pilihan. (SC/L44)
